ENEWS BONE •• Kasus dugaan penipuan dukun berkedok perukyah Rijal Nebo di Kabupaten Bone masih terus bergulir. Saat ini, kepolisian dari Polres Bone masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
Penyidik Reserse Umum (Resum) Polres Bone, Brigpol Halik Sudarman menyampaikan bahwa saat ini pihaknya memerikasa dua saksi terkait kasus ini yakni Hj Suhaerah (58) yang meupakan ibu dari pelapor Syamsurijal dan tante dari pelapor yang diketahui sebagai mediator dalam praktik penipuan tersebut Muliati (49).
Halik mengatakan, pemeriksaan sebelumnya pada Desember 2024 lalu sudah dilakukan dengan mendatangi langsung rumah bersangkutan.
Hanya saja, saat pemeriksaan, ibu dari pelapor sedang dalam kondisi sakit sehingga tidak memungkinkan untuk dilanjutkan pemeriksaan.
“Ibunya pelapor ini baru saya tanya-tanya sudah sesak nafas, takut pingsan, jadi saya nda berani ambil resiko. Baru tantenya, mungkin orang di sana dia lihat polisi datang dia takut,” ujar Halik, Rabu (15/1/2025).
Dia mengatakan saat itu pelapor yakni Syamsu Rijal tak berada di rumah melainkan berada di Kabupaten Wajo sehingga pemeriksaan akan dijadwalkan kembali.
“Kemarin ditunggu lagi konfirmasinya Pak Syamsu Rijal dia bilang ada peka’ di Bone baru datang ke rumah,” ujarnya.
Terpisah, Syamsu Rijal yang dikonfirmasi membenarkan hal ini, perkara ini masih terus berjalan, dia mengatakan, telah mengumpulkan sejumlah korban lain di sosial media.
“Sudah banyak yang speak up. Jadi sementara ini yang akan jadi saksi itu mamaku bersama mediatornya waktu itu, jadi dia pakai istilah mediator,” jelas Warga Poppolo, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone ini.
Dia mengatakan, pekan ini pihaknya akan mengajukan kembali saksi. Dia berharap kasus ini ditangani dengan serius, apalagi kata dia sudah cukup banyak korban yang bernasib sama dengan dirinya.
“Iye pekan ini akan ajukan lagi saksi untuk diperiksa ndi,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, viral seorang dukun tradisional di Kabupaten Bone dilaporkan pasiennya lantaran diduga melakukan praktik penipuan dan perdukunan berkedok ruqyah.
Sejumlah pasien keberatan. Alih-alih sembuh, sakit para korban malah bertambah parah akibat implikasi obat yang mahal dari sang dukun yang dinilai berbahaya oleh dokter.
Dalam menjalankan praktik pengobatannya, dukun ini mengaku peruqyah namun jauh dari pengobatan ala peruqyah. Tak ada bacaan ruqyah, malah ada praktik memasukkan jin ke dalam botol yang tak ada dalam ajaran agama Islam. (Mimienk Lee)