ENEWSINDONESIA.COM, MAKASSAR — Wakil Ketua DPRD Sulbar Abdul Rahim menghadiri undangan khusus harian fajar dalam agenda Sharing Inspiring di Gedung PWI Sulsel, Sabtu (4/9/2021).
Faisal Syam yang menjadi host dalam Sharing Inspiring itu memberikan kesempatan kepada sosok muda yang menginspirasi banyak masyarakat Sulbar.
“Abdul Rahim ini merupakan sosok anak muda yang memiliki peran penting dalam pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, selain itu beliau juga merupakan anggota DPRD yang vokal dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ungkap pembawa acara itu.
Melalui agenda Sharing Inspiring, diminta tokoh muda yang juga politisi muda Sulbar Kaka Abdul Rahim untuk menceritakan bagaimana perjalanan karier politiknya dan juga keterlibatannya dalam proses perjuangan pembetukan provinsi Sulawesi Barat.
Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami karena sudah diberikan ruang komunikasi masyarakat Sulbar dalam acara Sharing Inspiring bersama Harian Fajar.
“Kami ingin menyampaikan bahwa sejarah perjuangan pembentukan Sulbar itu, sudah dimulai sejak tahun 1950 an hingga 1990 an dan bisa terwujud pada tahun 2004 setelah dilakukan loby politik yang luar biasa dengan melibatkan tokoh dan seluruh elemen masyarakat yang ada di wilayah Mandar (Sulbar),” ungkap Rahim politisi muda itu.
Anwar Adnan Saleh (AAS) salah satu tokoh dibalik kesuksesan terbentuknya Sulbar, dan menjadi Gubernur Sulbar dua periode 2006-2016. Dengan kberhasilannya membawa kemajuan Sulbar, AAS dijuluki sebagai bapak peletak dasar pembangunan Sulbar.
“Secara administratif kita sudah berpisah dari Sulsel tapi kultur dan hubungan emosional tidak akan pernah terpisahkan dengan Sulbar karena Sulsel ini adalah ibu kami dan juga kakak kami, tentu kita banyak belajar dan mengambil ilmu pengetahuan darinya,” jelasnya.
Kami beruntung bisa melanjutkan pendidikan di Makassar, dan pertama kali menginjakkan kaki di Makassar itu pada tahun 1996, saya berinteraksi dengan banyak aktivis. Sebagai aktivis HMI Bontolempangan, disitulah saya mengambil banyak penegtahuan dan pengalaman dengan senior-senior dan itu juga yang menginspirasi saya. Jadi setiap waktu saya kembali kedaerah saya berpikir kenapa daerah kita seperti ini.
Saya tinggal di Kecamatan Tubbi Taramanu Alu (Tutallu) saat itu dan saat ini berubah nama menjadi Tubbi Taramanu (Tutar) daerah yang dulunya terisolir di Polman pada saat itu, kemudian saya berpikir bahwa kalau daerah kita terus menerus seperti ini, kapan majunya daerah ini. Sebagai aktivis, saya merasa terpanggil untuk kembali kedaerah untuk berbuat kepada kepentingan masyarakat.
“Saya sampaiakan kepada masyarakat, kalau kita ingin berubah daerah ini maka kita harus bagian dari system untuk bisa ikut mempengaruhi semua kebijakan yang bisa bemuarah kepada kepentingan masyarakat,” tandasnya. (*)