Bone  

Gugus Tugas Land4Lives Susun Rencana Kerja Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim

Foto: Suasana lokakarya penyusunan rencana kerja pengelolaan bentang lahan sebagai upaya mitigasi adaptasi perubahan iklim. (Dok. Ros/Enews)

ENEWSINDONESIA.COM, BONE ■ ICRAF Indonesia dengan proyek Land4Lives menggelar lokakarya penyusunan rencana kerja pengelolaan bentang lahan sebagai upaya mitigasi adaptasi perubahan iklim di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu, (20/12/2023) pagi ini.

Kegiatan yang berlangsung di Helios Hotel, Jalan Langsat, Kota Watampone
dibuka oleh Asisten III Bidang Ekonomi Pembangunan Setda Kabupaten Bone, A Muh Yusuf.

banner 728x250  
 

Kegiatan ini dihadiri pegawai dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

“Kegiatan ICRAF Land4Lives di Bone patut kami apresiasi apalagi programnya melakukan upaya mitigasi perubahan iklim, ” ungkap A Yusuf dalam sambutannya.

Lebih lanjut kata Yusuf, perubahan iklim memang sangat berpengaruh pada ketahanan ekonomi masyarakat.

“Makanya kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat diperlukan sehingga mereka bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim,” tandasnya.

Usai pembukaan kegiatan, Leader Paket Kerja 2 Program Land4Lives, Suyanto memaparkan garis besar kegiatan ICRAFT di Bumi Arung Palakka.

“Sejak awal kami tiba di Bone ini sebelum menjalankan kegiatan, kami melakukan diskusi dengan Bapak Bupati Bone mengenai program yang akan kami lakukan,” terangnya.

Dukungan terhadap penghidupan berketahanan iklim dan ketahanan pangan untuk masyarakat rentan, terutama perempuan dan anak perempuan.

“Kami membantu memperbaiki tata kelola dan pengelolaan bentang lahan melalui kebijakan pembangunan hijau dan memperkuat ketahanan pangan, ” tambahnya.

Selain itu, Land4Lives juga meningkatkan penghidupan petani kecil, masyarakat miskin dan kelompok perempuan kepala rumah tangga.
Peserta yang menyimak pemaparan pun antusias mengajukan pertanyaan dan juga unjuk saran .

Seperti yang diungkapkan Sekretaris Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bone, A Sulfadli.

“UU 26 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau menetapkan 30 % RTH, 20 persen RTH Publik dan 10 persen RTH Private. Namun atauran itu sekarang berubah, ” ungkanya.

Kata dia, jika dulu Tata Ruang diklaim sebagai Panglima dalam Pembangunan, kini berubah Investasi sebagai Panglima.

“Hal ini membuat peluang investasi dibuka lebar, ” ungkapnya.

Dia pun menyinggung dua masalah penting yang menjadi fokus yakni Pengentasan Kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting.

Kegiatan lokakarya hari itu pun dilanjutkan dengan diskusi yang mana peserta dibagi sesuai gugus tugas yakni Gugus Tugas Kemitraan dan Finansial, Tata Kelola Bentang Lahan, dan Akses Lahan.

“Semua peserta kami harapkan berperan aktif dalam penyusunan rencana kerja sesuau gugus tugasnya masing-masing, ” imbau, A Hendra dari pihak Bappeda Kabupaten Bone.

Jurnalis: Rosdiana Sulja

     
Editor: Abdul Muhaimin

Tinggalkan Balasan