Enewsindonesia.com, Majene – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menaruh harapan besar terhadap kalangan perempuan agar bisa berpartisipasi aktif mengawasi dan mengawal Pilkada 2020.
Hal tersebut diungkapkan saat diskusi yang digelar Rabu (12/02/2020) di Cafe Zepani Dato, Majene.
Diskusi ini menghadirkan narasumber, diantaranya Komisioner Bawaslu Provinsi Sulbar Fitrinela Patonangi, Komisioner Bawaslu Kabupaten Majene Indrianah Mustafa, dan Presidium Komite Independent Pemantau Pemilu (KIPP) Provinsi Sulbar Retno Dwi Utami.
Dalam penyampaian materinya, Fitrinela mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan perempuan untuk mewujudkan partisipasi pengawasan aktif adalah mampu mengorganisir diri.
“Setiap kelebihan dan kekurangan selalu ada potensi. Kenali diri dan batasan-batasannya,” ujar Fitrinela.
Menurut Fitri, batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan itu sudah diatur dalam Al-Quran jauh sebelum ada ketentuan tentang afirmatif.
Fitri meyakini kaum perempuan bisa menjadi corong informasi kepada kalangan masyarakat lain agar tidak mudah tergiur politik transaksional.
“Mari kita menjadi mata telinga dan lidah masyarakat, dengan begitu, indikasi politik transaksional perlahan bisa dikikis,” tuturnya
Sementara itu, Aktivis Retno Dwi Utami mengungkapkan, perempuan masih sangat rentan dipengaruhi, sebab fakta dilapangan banyak perempuan yang tidak mengerti akan kewajiban dan hak dalam pemilihan.
“Target utama calon adalah perempuan krna yang paling mudah dipengaruhi. Perempuan yang paling mudah dijadikan obyek politik. Contohnya Bawakan sarung, mukenah dan gula saja itu sudah bisa mempengaruhi,” ungkap Retno.
Ia lantas mengatakan, tugas perempuan hari ini adalah untuk meminimalkan pengaruh buruk. Perempuan harus mengambil peran dalam pengambilan kebijakan. Jangan hanya mengandalkan 30 persen tapi siap bertarung dengan siapa saja karena kualitas.
“Ayo kita memantau bersama pilkada serentak ini, mengambil peran sesuai kemampuan dan keinginan karena yang bisa mengerti kebutuhan perempuan hanya perempuan itu sendiri,” pungkasnya
Terakhir, ia mengajak perempuan meningkatkan kualitas diri untuk bersaing dengan siapapun. Tidak saling menjatuhkan melainkan memperjuangkan hak-hak sesama perempuan seperti hak akses informasi yang tidak bisa didapatkan.
“Selama itu kepentingan bersama dan tidak melanggar aturan yang ada ayolah kita berjuang bersama-sama mewujudkan demokrasi yang bermartabat, jujur adil dan berintegritas,” tandasnya.
*Siap Terima Aduan*
Sebagai salah satu kabupaten yang akan melaksanakan Pilkada serentak (Majene), Indrianah Mustafa selaku Komisioner Bawaslu Majene mengajak perempuan untuk terlibat dalam mengawasi tahapan Pilkada.
Indrianah mengatakan, perempuan juga didorong berani melaporkan jika menemukan dugaan-dugaan pelanggaran maupun kecurangan pemilu. Mereka diharapkan bersedia mengawasi proses dan tahapan hingga pelaksanaan pemungutan suara di setiap TPS pada hari H.
“Tapi kami juga perlu dukungan. Termasuk komitmen menolak politik uang, tidak mudah terpapar menerima wacana-wacana informasi bersifat fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian,” tutur Indrianah
Menurut Indrianah, pelibatan perempuan secara aktif akan membangun nilai-nilai kontestasi yang bisa memberikan warna lebih jujur dan adil dalam Pilkada.
Sejauh ini, lanjut Indrianah, kalangan perempuan relatif cukup rentan menjadi target politik uang, ujaran kebencian, atau politik bernuansa SARA. Karena itu, penting menanamkan informasi-informasi yang benar dalam kepemiluan.
“Lewat kegiatan ini kita deklarasikan bahwa pelaksanaan pilkada tahun ini tidak ada lagi politik uang. Bawaslu siap menerima laporan,”.(Misbah)
Editor : Adi
semoga dengan gender bisa mengcunter money politik yang bisa mencederai demokrasi, yang nantinya akan melahirkan pemimpin yang tidak berintegritas.