Enewsindonesia, Makassar – Sharing sedikit tentang profesi saya sebagai perawat di tengah pandemi covid-19. Akhir-akhir ini banyak informasi kurang enak didengar, bahkan sangat memprihatinkan dimana ada beberapa teman sejawat kami (Perawat) dan para tim medis lainnya, mendapatkan perlakuan yang tidak baik dilingkungan mereka. Ada yang mengalami pengusiran dari kost atau tempat tinggal mereka bahkan yang baru-baru ini, jenazah teman sejawat kami di tolak untk di kebumikan di kampung halamannya.
Jika jenazah teman sejawat kami di tolak karena masyarakat takut tertular virus corona, bisakah kami menolak pasien corona agar kami tak tertular juga? Tapi maaf profesi kami tak sekejam itu, kami di sumpah untk melayani masyarakat tanpa memandang asal usul mereka apalgi penyakit mereka.
Kami juga punya keluarga di rumah tapi kami memilih meninggalkan keluarga kami demi menjadi garda terdepan melawan covid19 ini. Apakah begitu cara kalian memperlakukan teman sejawat kami yang sudah rela meninggalkan keluarganya bahkan rela kehilangan nyawa hanya untk merawat pasien corona.
Saya paham betul ketakutan dan kekhawatiran yang kita semua sama kita rasakan, tapi apa karena perasaan takut itu sampai membunuh hati nurani kita. ? Semoga sja tidak..
Sungguh saya sedih melihat sikap masyarakat saat ini, ketika rasa kemanusiaan itu telah hilang dimkan ego masing-masing… kemana hati nurani kalian? apa kalian tak pernah berpikir bagaman hancurnya hati kalian ketika jenazah yang di tolak itu adalah keluarga kalian? Atau coba kalian bayangkan kalau jenazah yg di tolak itu adalah kalian sendiri.
Saya harap tidak ada lagi penolakan dalam bentuk apapun terhadap tenaga medis, karena dari penolakan itu akan menjdi beban pikiran buat kami dalam menjalankan tugas sebagai garda terdepan melawan covid19. Kami tidak berharap disebut pahlawan. Yang kami harapkan bantu kami untuk memutus mata rantai covid19 ini degan cara tetap tinggal dirumah.
Untuk mengenang rekan sejawat kami yang gugur dalam tugas kemanusiaan, ayo sama-sama sematkan pita hitam di lengan kanan kita.
Terima kasih, Wassalamualaikum wr.wb.
Makassar, 12 April 2020
Astuti Sianturi, S.Kep, Ns
(HW)