banner 728x250

Bedah Buku Karya Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty

Foto: Suasana kegiatan bedah buku yang diselenggarakan oleh Bawaslu Kabupaten Gowa bersama Lembaga Advokasi Pendidikan dan Anak Rakyat Sulsel dan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Gowa. Kegiatan ini membedah buku hasil karya anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty yang berlangsung di Salemba Cafe Lorong, Kota Makassar, Jumat (24/1/2025). (Dok. Kambel)

ENEWS MAKASSAR •• Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Gowa bersama Lembaga Advokasi Pendidikan dan Anak Rakyat Sulsel dan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Gowa membedah buku hasil karya anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty.

Kegiatan Ini berlangsung di Salemba Cafe Lorong, Kota Makassar, Jumat (24/1/2025), dengan buku berjudul Inovasi Pengawasan Pemilu 2024.



Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, Prof. Firdaus Muhammad MAg (Pengamat Politik Sulsel), Nurlira Goncing SIP MSi (Kordinator JPPR Sulsel), Megawati SPd (Aktivis LAPAR Sulsel), Juanto Avol SS (Bawaslu Kabupaten Gowa) dan Megatriani, SAg selaku moderator pada kegiatan tersebut.

Megawati selaku pembicara pertama mengemukakan, setiap dirinya membaca buku tentang pengawasan, pasti warna buku tersebut berwarna hitam atau merah.

“Namun kali ini, bukunya berwarna putih. Sering kali saya membaca postingan Teh Lolly di medsos sebagai penulis buku tersebut, ia menjelaskan bahwa buku itu lebih banyak fokus membahas pada persoalan pengawasan,” jelasnya.

Sementara pemateri kedua, Nurlira Goncing menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi Bawaslu Kabupaten Gowa.

“Karena dengan kegiatan ini kami diberi ruang. JPPR sendiri terlibat langsung memantau di lapangan terkait soal pengawasan karna memang itu tugas kami sebagai pemantau. Terkait soal buku yang ditulis oleh Teh Lolly, yang saya pahami dalam buku ini adalah menyoal tentang pengawasan. Jika kita bandingkan pemilu tahun ini dengan pemilu 2014 lalu, begitu banyak perubahan di dalamnya,” papar Nurlira.

Menurutnya, buku ini adalah salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh penulis selaku anggota Bawaslu RI termasuk terkait pengawasan yang ramah disabilitas.

“Sedikit kekurangan buku ini adalah dari sekian lembaga pemantau, hanya beberapa lembaga pemantau yang memiliki akreditasi. Padahal lembaga pemantau itu banyak, tetapi hanya beberapa saja yang dimasukkan,” katanya.

Sedangkan, Firdaus Muhammad menyampaukan pendapatnya bahwa buku ini menarik karena dituliskan sebagai referensi dari seorang Komisioner Bawaslu RI.

“Jadi buku merekam apa usaha-usaha penulis dengan inovasi-inovasi yang dilakukan selaku bagian dari penyelenggara pengawasan. Terkecuali ada bagian-bagian pemikiran secara personal Teh Lolly ini. Nah, banyak sekali pemikiran-pemikiran cerdas di buku ini,” paparnya.

“Dan saya kira buku ini harus dibaca semua kalangan terutama penyelenggara, politisi juga, media sendiri dan aktivis sebagai bahan refleksi bagaimana membandingkan berdasarkan pada pengalaman cara berpikir para Komisioner Bawaslu dalam pengawasan,” lanjutnya.

Firdaus berharap dengan membaca buku ini, ada pengalaman tingkat bawah sehingga terkonek, bagaimana pengalaman seorang komisioner pusat dan tingkatan bawah yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

“Kalau di pusat itu lebih banyak membuat regulasi, tetapi di bawah itu menjalankan regulasi itu, bagaimana tantangannya menghadapi semisal money politik,” ujarnya.

Juanto Avol menambahkan, bedah buku ini sekaitan dengan inovasi semua ruang dalam melakukan pengawasan terutama dalam mengacu pada peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2022 tentang pengawasan partisipatif.

“Nah, ideologi buku ini memberikan gambaran bahwa urusan-urusan pengawasan dalam konteks pemilu dan pilkada. Bukan hanya Bawaslu, tapi ini harus memasuki semua ruang, partisipatif misalnya di ruang digital, ruang dialog, komunitas atau yang punya hak melakukan pengawasan partisipatif,” katanya.

Tak hanya itu kata Juanto, buku ini juga bicara soal gender, inklusif dan yang disampaikan buku ini dibangun secara berjenjang, termasuk ruang media sosial.

“Nah, ini digambarkan semua di buku ini. Inovasi yang dilakukan Bawaslu dengan segala keterbatasan ide gagasan itu didorong,” tandasnya.

#Muhammad Jufri



banner 728x250

banner 728x250

banner 728x250

banner 728x250

 banner 728x250

   
Editor: Abdul Muhaimin
banner 728x250

banner 728x250

banner 728x250

Tinggalkan Balasan