POLMAN, ENEWSINDONESIA.COM – Adanya TPA (Tempat Pemprosesan Akhir) sampah di Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, meresahkan warga sekitar.
Mereka menganggap bahwa hadirnya tempat pembuangan sampah ini biasanya diikuti dampak buruk bagi kesehatan karena adanya pencemaran lingkungan.
Belajar dari kasuistik TPA Sampah di Bantar Gebang, bahwa hadirnya TPA di daerah tersebut itu diikuti dampak buruk yang berkepanjangan bagi masyarakat sekitar.
Bukan hanya itu, kerusakan lingkungan dan ekologi pun tidak terelakkan. Beberapa kerusakan yang hingga kini belum bisa di tanggulangi akibat sebuah kawasan ekologi dijadikan TPA antara lain: pencemaran tanah dimana kegiatan penimbunan sampah akan berdampak pada kualitas tanah (fisik dan kimia) yang berada di lokasi TPST dan sekitarnya.
Tanah yang semula bersih dari sampah akan menjadi tanah yang bercampur dengan limbah/sampah, baik limbah organik maupun anorganik, baik sampah rumah tangga maupun limbah industri serta limbah rumah sakit.
Jika tidak ada solusi yang kongkrit dalam pengelolaannya, maka potensi pencemaran tanah secara fisik akan berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama. Terlebih lagi jika tak ada tindakan apapun dari pihak yang berwenang dengan hal ini.
Menurut Supriadi (warga yang bermukim di sekitar TPA Desa Paku), bahwa cepat atau lambat kami yang tinggal di daerah sekitar TPA ini akan dapat dampak buruk dari hal ini.
“Desa kami ini seharusnya di tata dengan indah, sebagai pintu gerbang masuknya orang dari Provinsi Sulsel ke Sulbar, namun yang pertama kali di dapati adalah pemandangan yang kurang enak seperti TPA ini,” ujarnya.
“Terlebih lagi banyak masyarakat yang mengeluhkan soal limbah yang mengalir di saluran air dan sampai ke persawahan kemudian menimbulkan bau menyengat ke pemukiman kami,” lanjutnya.
“Dan sampai saat ini kami berharap ada solusi dari pemerintah daerah Polewali Mandar terkait hal ini,” pungkasnya, Sabtu (17/4/2021).
Sudah tidak heran kebanyakan calon pemimpin di Pilkada hanya sekedar ambisi saja menjadi orang nomer satu di daerahnya tetapi tidak di barengi dengan kemampuan untuk mengelola SDA nya untuk mensejahterakan masyarakatnya,seharusnya menjadi pemimpin itu cerdas melihat SDA yang ada dan mengelolanya dengan baik dan benar,melobi investor nasional atau investor asing untuk mengelola SDA agar roda perekonomian berjalan dengan lancar,masyarakatnya hidup sejahtera karena SDM nya bekerja.