Enewsindonesia.com, Majene – Puluhan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Kesehatan Kabupaten Majene melakukan aksi demontrasi didepan kantor DPRD Majene, Kamis, 11 Juni 2020.
Tujuan aksi ini, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat agar direktur RSUD Majene dr Yupie mundur dari jabatannya karena pelayanan di RSUD Majene kurang maksimal, yanng seharusnya RSUD itu adalah tempat pelayanan kesehatan dimana setiap pasien ingin mendapatkan pelayanan yang baik dan santun, bukan mala memberikan keterangan yang tidak jelas atau palsu.
Koordinator aksi Irwan mengatakan, “Kasus ini bermula saat meninggalnya Lasis (53) warga Somba pada 25 Mei 2020. Dia dalam posisi gawat di puskesmas Sendana 1 kemudian pasien di rujuk dengan menggunakan system rujuk online terintegrasi sekitar pukul 23: 00 WIB dan pihak RSUD Majene memberikan balasan kepada pihak puskesmas Sendana 1 bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi penuh. Tetapi anehnya, saat teman-teman relawan mengecek kebenarannya, ternyata IGD dalam keadaan kosong. Ini kan aneh?” ujar Irwan
Iapun menambahkan, saya selaku kordinator aksi mewakili teman-teman aliansi Peduli Kesehatan Majene agar direktur RSUD Majene mundur dari jabatannya, dan lebih baik menjadi kepala Pustu saja.
Di ruang aula kantor DPRD Majene, Adi Ahsan selaku wakil ketua DPRD Majene menerima aspirasi Pemuda Peduli Kesehatan Majene untuk meminta Direktur RSUD Majene mundur dari jabatannya, “Ia berjanji bahwa dirinya akan menyampaikan lansung tuntutan ini kepada Bupati Majene,” papar Adi Ahsan
Dokter Yupie selaku direktur RSUD Majene juga dihadirkan di ruang aula Kantor DPRD Majene namun saat awak media mencoba meminta penjelasan atas tuntutan aliansi Pemuda Peduli Kesehatan Majene ini, ia enggan memberikan penjelasan, “nanti yah, saya belum bisa berkomentar” uangkapnya dan berlalu meninggalkan kantor DPRD Majene.
Reporter : Aldo
Editor : Haswal Hirata