ENEWSINDONESIA.COM, SOPPENG – Kapolres Soppeng merombak ruang SPKT menjadi ruangan yang nyaman untuk anak-anak dan penyandang disabilitas.
Santiaji Kartasasmita, Kapolres Soppeng mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan suasana humanis di kantor polisi.
“Saya itu ingin ciptakan suasana humanis di kantor polisi. Biar orang tidak takut lagi,” ungkapnya, Selasa (13/12/2022).
Mimpi itu diwujudkannya setelah duduk di kursi tertinggi Polisi Resor (Polres) Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Perlahan satu demi satu sudut ruangan dibenahi. Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) misalnya. Berhasil dipermak sedemikian rupa.
Sebelumnya ruangan itu terlihat tua dibaluk kesan menyeramkan. Warna dinding telah pudar. Interior terasa sempit karena sekat. Belum lagi ventilasi layaknya pintu penjara, terbuat dari jeruji besi.
Namun kini, sejak dinahkodai Santiaji, ruangan itu total direnovasi. Dimulai dengan menghancurkan sekat di dalam ruangan.
Setelah itu dibangun ulang. Bagian administrasi dibuat estetik menggunakan desain kayu dihias lampu kuning. Desain kayu dan lampu kuning menciptakan kesan hangat dan nyaman di ruangan SPKT itu.
Tak lupa slogan Kami Siap Melayani Dengan Hati menempel di dinding loket. Agar nyaman, alas dan sandaran kursi menggunakan bahan empuk.
Supaya lebih aman, ruangan dipasangi kamera pengawas tersembunyi. Sedang di bagian tengah ruangan diisi sofa empuk dan meja. Ruangan juga dipasangi pendingin ruangan.
Selain itu, ada juga ruang khusus tempat bermain anak. Letaknya sejurus dengan loket administrasi. Tepat di belakang sofa tunggu.
Di ruang bermain anak, banyak bola-bola kecil. Ada juga seluncuran mini. Pindah ke bagian lain di dalam ruang SPKT. Terdapat juga tempat ibu menyusui. Makanan dan minuman juga tersedia. Bisa dikonsumsi sembari menunggu antrean.
Kemudian dari luar, ada jendela kaca dengan riben gelap. Kursi roda juga ada, disimpan dekat pintu. Bisa digunakan untuk penyandang disabilitas.
Karena ruang SPKT agak tinggi alias tak rata dengan paving block, maka sengaja diberi jalur khusus agar bisa dilewati kursi roda.
Jalur kursi roda itu berwarna biru dengan simbol penyandang disabilitas di tengahnya. Kursi besi juga berjejer di depan ruang SPKT. Bisa digunakan jika kursi di dalam ruangan penuh.
Jika malam, lampu menyala. Tulisan berjalan berwarna merah juga ikut menyala. Cahaya dari lampu-lampu itu menambah kesan mewah jika dilihat dari luar.
Selain itu, untuk pelayanan maksimal, Santiaji juga menerapkan ke semua personel Polres Soppeng. Khususnya yang tinggal di luar asrama agar menjadi agen pelayanan Polri di lingkungan masing-masing.
Mereka dituntut bisa menerima laporan, aduan, dan langsung terkoneksi dengan SPKT Polres.
“Anggota di luar asrama harus menjadi perwakilan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelasnya.
“Tujuannya mempercepat respons Polri apabila terjadi permasalahan di lingkungan tempat tinggalnya. Dan masyarakat tidak perlu lagi ke polsek atau polres laporan” pungkasnya. (*)