Sekprov Geram SMA 1 Mamuju Keluarkan Siswa Berprestasi

Enewsindonesia.com – Tindakan pihak sekolah mengeluarkan siswanya, Edgar Amping yang lolos seleksi Garuda Select mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Sekprov Sulbar, Muhammad Idris geram mendengar kejadian ini.

Idris menegaskan segera memanggil Kepala Sekolah SMAN 1 Mamuju dan Kadis Pendidikan Sulbar perihal kejadian ini. Menurutnya, telah terjadi kesalahan mengambil keputusan oleh pihak sekolah dengan mengeluarkan siswa berprestasi yang mengharumkan nama Sulbar bahkan negara.

   
 

“Sekolah mestinya memberikan solusi, bukan dengan cara mengeluarkan anak tersebut, apalagi jika diketahui, penyebab terkendalanya masuk sekolah karena prestasinya,” katanya, Rabu, 9 Oktober.

Edgar Amping dikeluarkan dari sekolah karena tidak memenuhi persyaratan naik kelas yakni 80 persen kehadiran di kelas. Selama ini, dia sibuk menjalani seleksi dan latihan bersama pemain Garuda Select yang saat ini sudah berada di London Inggris.

“Semestinya itu tidak perlu terjadi (dikeluarkan). Jangan langsung di pinalti (dikeluarkan), harus mencari jalan keluarnya, ” kata Idris.

Direktur Akademi PSM, Febrianto Wijaya menyayangkan perlakuan pemangku kebijakan di SMAN 1 Mamuju. Dia menilai keputusan itu tidak adil terhadap siswa berprestasi, seperti Edgar.

“Sangat disayangkan Edgard membela negara tapi diperlakukan tidak adil, tapi saya berdoa untuk edgard dapat mengharumkan Indonesia lewat jalur sepakbola,” ujar Febri.

Febrianto mengutuk sikap SMA Negeri Mamuju yang dianggap tidak mensupport lahirnya generasi yang berprestasi.

“Ini alarm untuk pemerintah agar lebih ramah dan berikan support yang lebih untuk setiap generasi bangsa, Saya berdoa agar Edgard semakin sukses ke depan,” jelas Febrianto.

Febrianto juga membantah pihaknya tidak pernah mengirim surat izin ke pihak sekolah. Setiap kegiatan yang berkaitan dengan seleksi dan latihan intensif di luar Mamuju selalu menyurat ke sekolah.

“Surat pemanggilan Timnas jelas ada tembusannya kesekolah. Kami SSB Mitra Manakarra juga tidak pernah di panggil oleh pihak sekolah untuk berkomunikasi,” ungkapnya.

Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Mamuju, Yusuf S, mengakui keputusan mengeluarkan Edgar melalui rapat dengan seluruh guru, dan yang menjadi alasan adalah tidak adanya izin dari pihak penyelenggara. Meskipun ada izin dari manajemen PSM, kata Yusuf, tidak ada dari Timnas, pihak Garuda Select atau kementerian. “Jadi kita tidak tahu bagaimana menanganinya,” kata Yusuf.

Itu juga sudah dikomunikasikan ke orang tua Edgar, hinggakhirnya menempuh solusi untuk memindahkan Edgar ke SMAN 2 Mamuju, “Kita mendukung prestasinya itu. Cuma sayangnya tidak ada surat (pemberitahuan) dari penanggung jawabnya. Yang ada cuma surat dari pihak Akademi PSM,” tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMAN 1 Mamuju, Rusman malah bertolak belakang dengan pernyataan wakilnya. Dia mengaku malah berusaha mempertahankan Edgar tetap bersekolah di SMAN 1 Mamuju.

“Masalah Edgar saya sampaikan ke orang tuanya untuk tetap bersekolah di SMAN 1, saya sangat mendukung. Dan saya sesali karena orang tuanya yang bermohon pindah dengan alasan biar bergabung teman teman akademinya di SMA 2,” dalihnya.

Padahal sebelumnya Ayah Edgar, Luther Amping menyebut tidak punya pilihan lain selain memindahkan anaknya. Karena pihak sekolah tidak lagi mentolerir Edgar yang sudah tidak memenuhi syarat untuk naik kelas.

Sebelum masuk tim Garuda Select, Edgard Amping juga pernah lolos ke Dreams Come True China 2018. Bersama tim Garuda Select, Edgard dijadwalkan ke London, Inggris, untuk pemusatan latihan, bersama puluhan talenta muda Indonesia.

Edgard Amping berposisi sebagai bek, Ia akan berlatih dan menjalani laga uji coba dengan sejumlah akademi sepak bola di Inggris. Tim ini akan melakoni 17 laga uji coba selama beberapa bulan di Inggris. Edgard akan berada di Inggris selama lima bulan dan dua bulan di Italia. (Adi)

 

Tinggalkan Balasan

error: waiittt