Enewsindonesia.com, Mamuju : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bakal memitigasi bencana dengan alokasi anggaran hanya Rp 26 juta saja.
Post anggaran ini sangat minim guna mengurangi dampak bencana se-Kabupaten Mamuju. Namun apa boleh buat, BPBD Mamuju hanya mampu menganggarkan nilai tersebut.
Kepala BPBD Mamuju, Ali Rachman mengungkapkan, mitigasi idealnya menggelontorkan Rp 300 juta. Pengalokasiannya untuk menganalisis potensi bencana, pemetaan dan pengadaan jalur evakuasi, serta simulasi bencana.
Analisis bencana, kata dia, pemerintah akan menggandeng stakeholder untuk mengidentifikasi sejauh mana potensi bencana di setiap kecamatan. Baik di fasilitas umum, pemerintah, dan kawasan pemukiman. Lalu hasilnya akan dijadikan intrumen guna mencari dan memasang atribut jalur evakuasi. Simulasi kemudian jadi stimulan agar warga benar-benar tahu bertindak ketika terjadi bencana.
“Apa artinya kita pasang plang evakuasi kalau masyarakat tidak tahu. Makanya perlu disosialisasikan dan dilakukan simulasi,” kata Ali Rahman, Senin 25 November 2019.
Lantaran minim anggaran, maka BPBD Mamuju hanya akan menyasar kawasan padat penduduk terlebih dulu. Program yang diiplementasikan pun tidak maksimal. Jika idealnya Rp 300 juta memitigasi secara komprehensif, maka dengan anggaran Rp 26 juta, hanya sosialisasi di titik tertentu saja.
“Karena itu anggaran yang kami miliki, maka kami hanya proritaskan padat penduduk dulu. Misal di Kecamatan Mamuju, di mana titik paling padat, itu yang kami sasar,” bebernya.
Menurut Wakil Komisi III DPRD Mamuju, Asdar, pembahasan RKA BPBD Mamuju belum selesai. Namun mitigasi bencana tersebut sangat penting.
“Olehnya, kami tentu akan perjuangkan ketersediaan anggarannya. Bagaimana pun ini menyangkut keselamatan masyarakat,” pungkas Asdar.