Viral  

Cinta Berat di Ongkos, Mantan Pasangan Kekasih di Bone Saling Nagih Utang Berujung Penganiayaan

Foto: Potongan video viral sepasang mantan kekasih saling nagi utang di Bone. (File Enews)

ENEWS BONE •• Cinta pada hakikatnya saling menyayangi, saling menghargai, saling mengerti, dan saling bertoleransi, antar kedua belah pihak yang saling mencintai. Itu sebabnya, mau-nggak mau harus ada yang dikorbankan dan diperbaiki, demi kebahagiaan bersama.

Cinta berat di ongkos memang fakta yang sering dialami oleh banyak orang. Seperti yang baru-baru ini viral di media sosial, seorang perempuan berinisial AL (17) menagih utang kepada mantan pacarnya SP (19) setelah mereka putus.



banner 728x250

Tak sampai di situ, video viral tersebut dikecam sejumlah pihak karena SP menganiaya AL saat ditagih.

Dari informasi yang dihimpun, aksi penganiayaan tersebut terjadi di Kampung Bajo, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Selasa (28/1/2025).

“Kembalikan uangku Rp950 ribu,” kata AL kepada SP sembari mngaktifkan kamera handphone miliknya.

“Kamu juga kembalikan cincinku,” balas SP.

“Ih, tidak mintaka nah, kamu sendiri yang kasika. Itu uangku mupinjam memang,” AL kembali menyela.

Perdebatan terus berlangsung hingga SP tak mampu membendung emosinya dan melayangkan pukulan ke AL.

Aksi keduanya pun menjadi tontonan warga sekitar dan berhasi dilerai oleh sejumlah emak-emak yang hadir.

Saat dikonfirmasi Enews Indonesia, SP mengaku juga dianiaya pada malam sebelumnya menggunakan balok pada Ahad (26/1/2025) lalu.

“Selama dia pacaran bertahun-tahun pas (kami) putus, itu cewek dia minta semua uang jalannya selama empat tahun. Giliran kami yang minta juga uangnya, cincinnya, itu perempuan tidak mau na kasih kembalikan,” kata SP kepada Enews Indonesia, Rabu (29/1/2025).

“Dia datang di rumahku, dia pukul dadaku pakai balok, saya pingsan itu malam cuman saya diam-diam saja kupikir ini masalah sudah clear, padahal belakangnya dia begini itu dari video itu (sebenarnya) dia pukul saya pakai kayu itu cuman (posisinya) dia nge-video in,” sambungnya.

Dikonfirmasi terpisah, pihak keluarga AL mengaku telah melakukan visum dan sedang berada di Mapolres Bone untuk melaporkan aksi penganiayaan tersebut.

“Kami sudah visum, dan sekarang kami di Mapolres Bone untuk melakukan pelaporan,” ujar kerabat AL yang meminta identitasnya tak disebutkan, Rabu (29/1).

Para orang tua, kasus di atas sungguh menjadi pembelajaran bagi semuanya bahwa anak-anak kita kini sedang berada dalam proses pencarian jati diri.

Dalam proses ini, mereka memiliki banyak keinginan, emosi masih sangat labil, mudah membangkang kepada orang tua, ego sangat besar bahkan belum menyadari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Boleh saja kita memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai hal seperti yang mereka inginkan, namun satu hal yang perlu dijadikan patokan bahwa semuanya harus dilakukan dengan penuh “tanggung jawab”.

Jadi, takkan ada pihak yang dirugikan akibat perbuatan mereka. (Tim Redaksi Enews Indonesia)



   

Tinggalkan Balasan