Oleh: Yozii Asy Syarifah
Enewsindonesia.com — Beberapa tahun terakhir penceramah/da’I menjadi orang yang harus diwaspadai, sebab merupakan salah satu sumber pemikiran radikal. Diberitakan ada 100 lebih nama masuk dalam daftar penceramah yang Radikal termasuk Ustadz Abdul Somad.
Seperti dilansir di Suara.com, Presiden Joko Widodo mengingatkan TNI dan Polri agar jangan sampai disusupi penceramah radikal dalam kegiatan beragama. Menurut Jokowi jangan sampai dengan mengatasnamakan demokrasi lantas mengundang penceramah radikal.
Tenaga Ahli Utama Kantor Stat Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan peringatan Jokowi sudah tepat. “Saya bilang kalau diibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal ini diibaratkan sudah masuk pada stadium keempat, jangan keliru. Sangat kritis,” kata Ngabalin, Minggu (6/3/2022).
Seolah penceramah atau yang menyampaikan Islam saja yang harus diwaspadai sebab dapat menggangu ketenangan negara. Padahal, jika melihat kondisi negara hari ini sangat memprihatinkan bukan karena pendakwah atau yang menyampaikan Islam.
Lihat berapa jumlah orang atau para pejabat negara yang melakukan korupsi, kebutuhan pokok seperti minyak goreng langkah dan terbaru adalah KKB yang melakukan penyerangan terhadap para pekerja yang mengakibatkan 8 orang tewas akibat kejadian tersebut dan kejadian tersebut bukan kali pertama terjadi yang memakan korban jiwa.
Seharusnya hal itu menjadi perhatian bagi pemerintah yang jelas-jelas mengganggu ketenangan masyarakat. Bukan malah membungkam orang-orang yang menyampaikan Islam Kaffah atau menganggapnya sebagai radikal dan intoleran.
Sehingga yang terjadi adalah masyarakat dipaksa untuk mengurusi segala kebutuhannya sementara pemerintah sibuk dengan radikal, intoleransi, ekstremisme dan yang paling penting adalah pemindahan Ibu Kota baru.
Kondisi ini persis seperti yang digambarkan Rasulullah SAW di dalam hadits. “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian cinta kepada mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah kalian benci kepada mereka, dan mereka pun benci kepada kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim No. 3447).
Pembungkaman terhadap orang-orang yang menyampaikan Islam kaffah atau dituduh radikalisme juga pernah terjadi dimasa Rasulullah SAW namun harus diyakini bahwa kebenaran akan menang diatas kekufuran dan itu sudah menjadi Sunnatullah. Allah SWT telah menjamin kemenangan Islam, sementara sistem yang lain akan tumbang. Allah SWT berfirman:
يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya.”(QS at-Taubah: 32).
Maka yang harus dilakukan adalah bertahan ditengah-tengah sistem sekuler, kapitalisme yang diterapkan hari ini menyebabkan keterpurukan di segala lini kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik. Dengan melakukan dakwah yang massif agar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan.
Wallahu’alam