Bone  

Rumah Baca RUMI Gelar Pelatihan Pengelolaan Medsos

Foto: Suasana pelatihan pengelolaan Media Sosial yang digelar komunitas Rumah Baca Rumi di Aula Perpustakaan Daerah Kabupaten Bone, Jl. Kalimantan, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang. (Enews)

BONE, SULSEL •• Komunitas Rumah Baca RUMI kembali mengadakan kegiatan penguatan komunitas penggerak literasi melalui Pelatihan Pengelolaan Media Sosial (Medsos) bertajuk “Membangun Komunitas Literasi Kritis Melalui Media Sosial: Mengelola Konten yang Mendorong Pemikiran dan Aksi”.

Acara ini berlangsung pada Sabtu, 12 Oktober 2024, di Aula Perpustakaan Daerah Kabupaten Bone, Jl. Kalimantan, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang.

banner 728x250

 


 

Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Bone, H. Barham.

Dalam sambutannya, Barham menyatakan bahwa inisiatif kegiatan seperti itu sangat strategis dalam menguatkan literasi di masyarakat, khususnya dalam menghadapi era digital yang semakin kompleks.

“Kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Rumah Baca RUMI merupakan langkah penting dalam memperkuat literasi masyarakat. Literasi hari ini bukan lagi hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan dalam mengolah, memahami, dan memanfaatkan informasi digital dengan bijak,” ungkap Barham.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa media sosial sebagai salah satu media utama informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendorong masyarakat menjadi lebih literat.

“Masyarakat kita sangat aktif menggunakan media sosial, namun sayangnya tidak semua orang paham bagaimana cara menggunakan media tersebut dengan efektif dan bertanggung jawab. Di sinilah peran komunitas literasi seperti Rumah Baca RUMI, yang tidak hanya menyebarkan konten-konten literasi tetapi juga mengedukasi masyarakat bagaimana menggunakan media sosial sebagai alat untuk berpikir kritis dan bertindak bijak,” tambah Barham.

Ia berharap bahwa inisiatif semacam itu dapat terus tumbuh dan mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk menciptakan masyarakat Bone yang lebih cerdas dan berdaya di era digital.

Muh. Asmar Hidayat, selaku Ketua Panitia, menyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan implementasi dari amanah yang diberikan oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek melalui program Banpem Literasi.

“Kegiatan ini adalah wujud ikhtiar kami sebagai komunitas literasi untuk memastikan bahwa literasi tidak hanya terbatas pada membaca buku, tetapi juga mencakup literasi digital yang semakin relevan di zaman sekarang. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang konkret bagi para peserta, terutama dalam mengelola konten literasi di media sosial,” ujar Asmar.

Andi Geerhand, Ketua Komunitas Rumah Baca RUMI, dalam sambutannya memberikan narasi yang lebih mendalam terkait pentingnya literasi digital di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

“Penguatan literasi di masyarakat adalah sebuah keharusan, dan dalam konteks saat ini, literasi tidak bisa dipisahkan dari teknologi. Media sosial, sebagai alat komunikasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, memiliki potensi besar untuk menjadi wadah penyebaran gagasan literasi. Namun, kita harus memastikan bahwa konten yang kita produksi dan distribusikan di media sosial tidak hanya informatif, tetapi juga mendidik, memotivasi, dan mendorong masyarakat untuk bertindak,” ujar Geerhand.

Ia melanjutkan bahwa komunitas literasi harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana cara mengemas informasi yang menarik dan relevan.

“Kita perlu memahami bahwa di era digital ini, persaingan untuk merebut perhatian sangat ketat. Oleh karena itu, desain grafis dan copywriting menjadi keterampilan yang sangat penting bagi penggerak literasi. Desain grafis yang baik dapat menarik perhatian, sementara copywriting yang efektif mampu menyampaikan pesan yang kuat dan memengaruhi audiens untuk berpikir lebih dalam dan bertindak. Inilah tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan keterampilan praktis kepada peserta agar mereka bisa memproduksi konten yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga memiliki dampak positif terhadap pola pikir masyarakat,” jelas Geerhand.

Geerhand juga menambahkan bahwa literasi tidak hanya berbicara tentang kemampuan membaca, tetapi juga tentang kemampuan kritis dalam menganalisis informasi yang diterima.

“Kita hidup di zaman di mana informasi beredar dengan sangat cepat dan mudah diakses. Namun, tidak semua informasi itu benar atau bermanfaat. Maka dari itu, literasi digital juga mencakup kemampuan untuk memfilter informasi yang kita terima dan memutuskan mana yang layak untuk disebarkan. Teman-teman komunitas literasi harus menjadi agen perubahan yang bisa menyebarkan konten yang berkualitas dan mendorong masyarakat untuk berpikir lebih kritis,” tambahnya.

Ia berharap setelah pelatihan ini, para peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di komunitas masing-masing, khususnya dalam upaya memperkuat gerakan literasi di Kabupaten Bone.

“Harapan kami adalah teman-teman bisa pulang dengan keterampilan baru yang langsung bisa diterapkan. Kami ingin komunitas-komunitas literasi di Kabupaten Bone tidak hanya menjadi penggerak, tetapi juga menjadi panutan dalam menyebarkan konten-konten yang bermanfaat melalui media sosial. Melalui kolaborasi dan sinergi, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih literat dan kritis,” pungkas Geerhand.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ismail dan Bagus Wawan Setiawan, yang merupakan alumnus Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas).

Pada sesi pertama, Ismail membawakan materi “Memaksimalkan Prinsip Desain Grafis dalam Proses Produksi Konten Literasi di Media Sosial”, yang menekankan pentingnya estetika visual dalam menarik perhatian audiens di media sosial.

Di sesi kedua, Bagus Wawan Setiawan menyampaikan materi “Copywriting Efektif untuk Kampanye Literasi di Media Sosial”, memberikan panduan praktis tentang bagaimana menyusun pesan yang persuasif dan efektif.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai komunitas literasi dan pengelola perpustakaan desa dari beberapa wilayah, seperti Perpusdes Desa Pallawa Rukka, Perpusdes Desa Usa, Perpusdes Desa Watu, dan Perpusdes Desa Kading. Tidak hanya itu, beberapa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) seperti PKBM Sulolipu, PKBM Gema, dan PKBM FP2AI Kabupaten Bone juga turut serta dalam pelatihan ini. (*)

     

Tinggalkan Balasan