SINJAI, ENEWSINDONESIA.COM – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tertunda, diputuskan melalui kesepakatan beberapa pihak yang berkompeten. Senin (24/05/2021)
Tertundanya Pasca pemilihan kepala Desa Sekabupaten Sinjai, yang Sebelumnya akan dilaksanakan secara serentak di ikuti kurang lebih sebanyak 50 kepala Desa dimasing-masing wilayah.
Hingga kini masih viral diberbagai media sosial baik Facebook maupun WhatsApp, bahkan menjadi perbincangan hangat di Kabupaten Sinjai ungkap sumber dari berbagai kalangan.
Selain itu, sejumlah Pemerhati sosial dan aktifis turut angkat bicara, seperti halnya belum lama ini, Awal adil Salah satu Aktifis Geram Sinjai ikut berpartisipasi menyuarakan pendapat melalui laman resmi beredar luas dalam bentuk berita.
Senada dengan ungkapan Sambar salah satu Aktifis asal Palangka, diterima awak media Enewsindonesia.com, Senin 24 Mei 2021.
Kabar Pemilihan kepala Desa tahun 2021 di Kabupaten Sinjai, cukup terbilang berselimut kendala sehingga terkesan terkatung-katung alias tertunda.
Menurutnya penyebab utama tak lain adalah bencana non alam atau sebutan akrabnya covid 19 atau virus mematikan itu yang diakui secara global (mendunia).
“Beda halnya dengan kegiatan bimtek pemerintah tetap di laksanakan,”kata Sambar
“Meskipun pilkades tertunda pemerintah kabupaten Sinjai melalui Dinas Pemberdayaan dan Desa (DPMD) terus membidik gagasan yang merajut pada peningkatan kinerja kepala Desa yang kualitas,” harap Sambar”
Salah satu gagasan yang dimaksud tak lain adalah pelatihan Bimbingan teknik (bimtek) belakang ini, meskipun di tengah situasi pademik Covid-19 (C-19), pihak dinas terkait bekerja keras Bersama APDESI untuk mengakses, mensukseskan jalannya kegiatan Bimtek.
Tercatat pada bulan April kemarin (2021) Sekitar 70 peserta yang ikut dalam kegiatan Bimtek bertempat di kota Makassar Sulawesi Selatan. Yang Kabarnya mengunakan Anggaran APBN Dana Desa DD ratusan juta rupiah.
Tak terhenti sampai disitu, meskipun posisi jabatan kepala Desa sudah tepat berada pada penghujung kepemimpinan masa akhir jabatan (re.sebentar lagi akan digelar Pilkades-red).
“Perencanaan diklat terus di godok dengan tetap mengutamakan Anggaran bersumber APBN Dana Desa (DD) yang di gunakan,” pungkasnya
Masih uraian Sambar pria yang tengah memakai kaos (kostum) warna kuning yang bertulisan SETO BUPATI KU, “Pilkades tertunda endingnya Bimtek”
“Digodok Ratusan juta rupiah bersumber dari Anggaran APBN Dana Desa (DD) terkesan pemborosan,” katanya.
Menurutnya jika hitungan dua kali giat bimtek digelar dengan melibatkan 70 peserta tiap peserta sekitar habiskan dana Rp. 4 juta
“Jadi iuran di keluarkan sebesar Rp 4 juta per kepala (setiap peserta) dengan jumlah antara rata-rata 70 peserta dalam dua kali bimtek sudah dapat di pastikan diatas 0,5 miliar. bila dihitung dengan biaya tambahan yang konong kabarnya Rp.500,000,” ungkapnya
Lanjut disebutkan, Kegiatan bimtek yang akan di gelar dalam waktu dekat ini (bulan Juli) dengan tema bimtek pelatihan aset Desa, tentu dengan biaya yang tak tanggung- tanggung dengan konsep diketahui hampir semua peserta bergandengan Kades dengan nyai.
Sampai berita ini diterbitkan sejumlah sumber masih berusaha dikomfirmasi(*)