ENEWS POLMAN •• Pembangunan jembatan yang terletak di Kampung Baru, Dusun Banua Kayyang, Desa Tenggelang, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) dikeluhkan warga.
Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Desa Tenggelang – Desa Pussui – Pussui Barat – Kecamtan Tubbi Taramanu itu harus melintasi sungai karena pihak pelaksana tidak membangun jembatan darurat.
“Sekarang ini musim hujan, jadi kalau tidak ada jembatan darurat, maka kita harus lewat sungai dengan jalannya yang rusak dan becek,” ujar salah seorang pengendara yang tak ingin identitasnya disebutkan kepada Enews Indonesia, Selasa (5/11/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan, kalau hujan lebat dan air sungainya meluap, maka jalan tersebut tak bisa dilintasi. Pengendara harus memutar jauh dan memakan waktu yang cukup panjang sampai di tujuan.
“Kita berterima kasih atas pembangunan jembatan ini, tapi harusnya juga pihak pelaksana memperhatikan untuk membangun jembatan darurat. Kalau terus menerus dibiarkan seperti ini, maka bisa menelan korban jiwa, karena pengguna jalan harus lewat sungai dengan jalan penurunan dan pendakian dengan jalan yang licin,” kesalnya.
Sementara, masyarakat setempat mengungkapkan, awalnya, di sekitar jembatan tersebut ada besi jembatan lama yang digunakan sebagai jembatan darurat, tapi pihak Pekerjaan Umum (PU) Polman membukanya.
“Awalnya ada besi yang dipakai sebagai jembatan darurat, tapi sudah tidak ada karena pihak PU sudah mengambilnya. Itu bisa dilalui pengendara roda dua dan pejalan kaki tanpa harus melintasi air sungai,” ungkapnya kepada Enews Indonesia, Rabu (6/11/2024).
Tambahan informasi, pembangunan jembatan tersebut dikerjakan oleh CV. Az-Zahra Mandiri dengan nilai Kontrak Rp. 901.520.000,- dengan bentangan Panjang 12 Meter, Lebar 4,5 Meter. Pembagunan jembatan itu bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit. (Tim Enews)