Penulis: Andhar
Bone, (8/2/2021)
ENEWSINDONESIA.COM – HMI adalah wadah untuk berproses, disini kita belajar berkumpul dan berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita luhur yang termaktub dalam tujuan HMI,
langkah usaha yang harus ditempuh sudah jelas tertulis dalam Konstitusi HMI pasal 5.
Jadi pertanyaannya, sudah siapkah Kader hari ini untuk membawa HMI pada tujuannya?
Apa yang harus anda lakukan?
Mampu dan siapkah anda untuk mengantarkan HMI menuju pintu gerbang tujuan HMI?
Sebagai pemegang tongkat estafet hari ini, anda harus menentukan sikap,dan memilih langkah-langkah apa saja yg harus ditempuh, bukan bergerak sekehendak hati, semau-maunya, seenak-enaknya, sesuka Hati, karena ada jalur yang harus dilalui sebagaimana telah tertulis jelas didalam konstitusi HMI,
Jadi ketika ada pertanyaan, mau dibawa kemana HMI? Tidak perlu jauh-jauh, cukup bawa saja dekat-dekat ke tujuannya!
Sebagaimana termaktub dalam pasal 4 AD HMI,
tujuan yang tentunya telah fasih kita ucapkan, bahkan ada yang mengatakan dalam kondisi terdesak bagaimanapun tujuan HMI tidak mungkin kita lupa.
Lalu siapa yang akan membawa HMI ke tujuan itu? Jawaban pertamanya tentu kader-kader aktifnya Hari ini.
Jadilah kader dan mahasiswa yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya, jangan karena telah mengikuti berbagai jenjang pengkaderan, telah malang melintang di dunia aktivis kemudian sudah merasa ‘wow’ dan memiliki hak atas nama HMI dan menjadi pengkhianat dengan memanfaatkan dan menunggangi HMI untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya,
dengan nama besar HMI dijadikan senjata untuk mendapatkan keuntungan
HMI Adalah Himpunan Mahasiswa Islam, bukan Himpunan Mahasiswa Indonesia,
HMI adalah kader ummat dan kader bangsa
Islam dulu baru Indonesia
Ummat dulu baru bangsa.
Panglima besar Jenderal Soedirman pernah berkata bahwa HMI adalah harapan masyarakat Indonesia, ini adalah sinyal bahwa kebangkitan Islam dan kebangsaan mampu diwujudkan oleh HMI untuk menjadikan NKRI sebagai bangsa yang besar.
Silahkan benahi diri dengan salah satu patokannya AD pasal 5!
Membina adalah kata awal, jadi silahkan introspeksi diri!
sudah seperti apa diri saya sebagai seorang Kader HMI?
Karena memang sepertinya mustahil membina dan membangun ummat jika pribadi kita pun masih belum memenuhi kriteria sebagai kader HMI.
Silahkan berbangga diri sebagai kader!
Namun jangan lupa bahwa kader HMI memiliki hak dan kewajiban sebagaimana di pasal 10 poin ke-3 yang berbicara tentang anggota, selain hak dan kewajiban sebagai anggota, kita semua pun terikat hak dan kewajiban sebagai seorang hamba yang telah mengakui Allah SWT sebagai tuhan, hak dan kewajiban sebagai Khalifah Fil Ard.
Cerminan HMI hari ini tentu kader-kadernya.
Dibeberapa kegiatan terlihat sang kader membuktikan dirinya sebagai insan akademis, pencipta, pengabdi, namun tak bernafaskan Islam, lalu bagaimana mereka bisa dikatakan bertanggung jawab, dan dibebani tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat adil makmur?
Kajian sampai larut malam, bahkan diakusi sampai dini hari, hingga tak sempat sholat subuh.
Sibuk melaksanakan kegiatan dan menyepelekan seruan Adzan yang berkumandang,
Kurang peka terhadap isu dan kondisi ummat dan bangsa dengan dalih fokus pada program kerja.
Dunia hari ini dipenuhi pencitraan, semakin banyak yang menilai dari apa yang mereka lihat.
Citra HMI di masyarakat hari ini ditentukan oleh sikap Kita-kita semua.
Silahkan! memilih ingin ‘wow’ dihadapan manusia atau ingin Ridho dari Allah SWT,
dan akhirnya ingin selamat di dunia atau Diakhirat?
Mari berbenah bersama dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman, untuk umat dan bangsa, dengan harapan ketika ummatnya baik maka tak ada kesulitan untuk mewujudkan bangsa yang adil makmur.
Sebagai contoh: ada ‘kanda senior’ yang pernah bertutur ” jika kalian ingin melihat seperti apa ummat di suatu tempat, maka lihatlah masjidnya, dan seramai apa saat shalat lima waktu, apa yang terlihat adalah cerminan!”
Ketika kita menemukan sebuah daerah dimana masjidnya megah, jamaahnya ramai, kegiatan sosial keagamaan aktif, majelis ta’limnya hidup, remaja dan anak-anak dituntun, dibina dan dibuatkan wadah, serta saldo kas selalu nol disetiap akhir pekan atau akhir bulan, tentu dapat dibayangkan seperti apa susana di daerah tersebut.
Mari bersama kita membangun ummat dan bangsa yang plural ini dengan memulai dari dalam tubuh HMI itu sendiri, dengan menjadikan NDP sebagai Ideologi agar kita dapat beriman terlebih dahulu, kemudian Berilmu, dan akhirnya dapat beramal, dan berpedoman pada Ad/Art HMI, dan tentunya, mari mewujudkan cita-cita luhur mulai dari pribadi kita masing-masing dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits, sebagaimana yang selalu kita alunkan dalam Hymne HMI, sebagai jalan keselamatan, hidayah, dan taufik.
Bahagia HMI,
Refleksi Milad HMI yang baru sempat kami peringati.