Enewsindonesia.com – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno angkat bicara soal pernyataan Waketum Partai Demokrat (PD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang menyebut ekonomi Indonesia meroket saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden. Hendrawan menyebut pemerintahan meninggalkan banyak proyek yang mangkrak.
“SBY meninggalkan ekonomi yang stabil, datar, namun tidak cukup untuk digenjot, diakselarasi, karena kendala infrastruktur yang sangat tertinggal. Banyak proyek yang mangkrak. Bayangkan, arus mudik-balik Lebaran saja baru terurai di era Jokowi (Presiden Joko Widodo),” kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).
Hendrawan menuturkan pemerintahan era SBY seharusnya memasifkan pembangunan infrastruktur. Menurut anggota DPR Komisi XI DPR RI itu, ada pihak yang menilai pemerintahan era SBY sebagai ‘the lost decade’.
“Pembangunan infrastruktur besar-besaran seharusnya terjadi di periode lalu. Program MP3EI SBY harusnya sudah berjalan sejak 2005-2010, sehingga tidak menjadi beban pemerintahan berikutnya,” tutur Hendrawan.
“Ada yang menilai, dekade SBY adalah dekade yang datar. Bahkan, ada yang menyebut sebagai ‘the lost decade’, karena harusnya perbaikan infrastruktur dilakukan besar-besaran, sehingga kita lebih siap bersaing di tingkat global,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hendrawan mengatakan saat SBY menjadi presiden ekonomi dunia masih menikmati ‘the great moderation’. Pertumbuhan ekonomi dunia, sebut Hendrawan, baik tanpa inflasi yang tinggi.
“Pada saat SBY memerintah, ekonomi dunia masih menikmati apa yang oleh Alan Greenspan disebut ‘the great moderation’. Situasi aman karena pertumbuhan ekonomi tinggi berjalan tanpa diikuti inflasi yang tinggi. Ketika terjadi krisis 2008, kebijakan Quantitative Easing (QE) AS juga berjalan efektif. Harga-harga komoditas naik, sehingga ekspor naik signifikan. Kita didorong angin buritan,” paparnya.
Namun demikian, Hendrawan menuturkan kondisi yang terjadi saat era pemerintahan SBY tidak terjadi saat ini. Ditambah, kata dia, ada pandemi virus Corona yang membuat ekonomi dunia terpuruk.
“Sekarang kita menghadapi angin anjungan (head winds) yang terjadi karena perang dagang (neo-proteksionisme), ekosistem baru ekonomi digital, dan pandemi COVID-19,” sebut Hendrawan.
Ibas Bandingkan Ekonomi di Era SBY
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyoroti kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Ibas menyebut ekonomi era Presiden SBY meroket.
“Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan, dan keyakinan dan bukti, bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain, termasuk tentang presentasi tingkat kemiskinan dan pengangguran,” ujar Ibas di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/8).