Bawang Merah di Banjarmasin Langka Disaat Minat Pembeli Tinggi, Ini Penyebabnya

ENEWSINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Jelang lebaran, pasar – pasar di Banjarmasin dipadati pembeli, tentunya para kaum Ibu – Ibu membeli kebutuhan – kebutuhan pokok.

Hasil pantauan awak media Enewsindonesia.com, Rabu (27/4) saat berkeliling di dua pasar tradisional yang ada di  Banjarmasin dan Banjarbaru Kalimantan selatan ini telah mendapati adanya kelangkaan bawang merah di stand – stand di pasar tradisional ini.

banner 728x250  
 

Salah satu pedagang bawang merah, H. Ridwan mengungkapkan bahwa minat pembeli bawang merah saat ini meningkat namun stok yang didistribusikan ke pedagang sangat sedikit.

Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian RI, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa kebutuhan bawang merah di Kalsel tiap tahunya telah mencapai sebesar 13.287 Ton. Hal itu diungkapkan pada saat membuka Pangan Pasar Murah Kementrian RI yang berkolaborasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura ( TPH ) Provinsi Kalimantan Selatan di halaman kantor dinas ( TPH ) di kota Banjarbaru.

Namun kata Prihasto petani di daerah Kalsel sendiri ini hanya mampu memproduksi sekitar 400 Ton saja per tahun.

“Jelas terdapat kekurangan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,” sebutnya.

Dengan kurangnya kebutuhan pokok khususnya bawang merah ini yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sendiri, menurut Prihasto ini adalah peluang besar bagi para petani bawang merah di Kalsel ini untuk melakukan pembudidayaan bawang merah bagi para petani kalsel .

“Setidaknya Kalsel masih banyak memerlukan bawang merah, dan juga para petani harus menyiapkan lahan yang cukup,” lanjutnya.

Mengenai Cabai Merah Besar menurut Prihasto Kalsel masih Difisit 6000 Ton, karena produksinya di daerah baru hanya 9 Ribu Ton pertahun sedangkan kebutuhan menurut Prihasto sebesar 15.229 Ton pertahun .

“Untuk masalah cabe rawit menurutnya juga mengalami defisit kebutuhan pertahun 14.635 Ton dan yang bisa disediakan baru 11.385 Ton,” tambahnya.

Jadi cara mengurangi Difisit kata Prihasto mengatakan pada semua awak media yang saat itu mewawancarai, tidak ada cara lain selain memproduksi yang wajib didukung oleh Pemerintah Daerah itu sendiri baik itu Pemprov maupun Pemkab dan Pemerintah Kota.

Jurnalis : Muhammad Ibrahim

     
Editor: Abdul Muhaimin

Tinggalkan Balasan