ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Dalam upaya menciptakan hasil pekerjaan yang optimal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone berkomitmen berdayakan kontraktor lokal.
Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi menerangkan sepanjang tahun lalu dengan menerapkan sistem tender manual masih banyak pekerjaan yang membuat dirinya tidak puas dengan hasil pekerjaan tersebut.
“Kalau saya minta ada pekerjaan yang bisa kerjai orang Bone saja supaya uangnya berputar di Kabupaten Bone,” katanya, (Jumat, 3/2/2023) lalu.
Selain itu kata dia, jika dikerjakan oleh kontraktor lokal itu juga sebagai upaya memberdayakan para kontraktor yang ada di Kabupaten Bone dan tentunya juga hasil pekerjaannya yang tidak akan merugikan.
“Tetapi ini lelang terbuka jadi siapa saja bisa masuk, baru ada sistem harus yang terendah dimenangkan. Kalau ada bukan terendah dimenangkan dikembalikan,” ungkapnya.
Akan tetapi ia melihat sejauh ini ketika ada kontraktor yang melakukan banting harga penawaran terlalu tinggi besar potensi pengerjaan mereka bisa mangkrak.
“Banyak begitu terjadi di Bone. Bukan cari makan tetapi cari mati kalau begitu caranya. Seperti di Ruas Tokasseng-Taccipi itu mangkarak itu pekerjanya,” terangnya.
Terpisah, Wakil Bupati Bone Ambo Dalle mengatakan memang sangat perlu dipikirkan bagaimana memprioritaskan kontraktor lokal untuk pengerjaan setiap proyek yang ada di Kabupaten Bone untuk tahun ini.
“Jadi kita memang maunya yang kerja kalau ada proyek di Bone itu orang Bone mo juga, karena sudah banyak kontraktor juga di Bone,” katanya, Selasa (7/2/2023).
Selain itu, ia juga melihat bahwa sistem tender yang memenangkan penawaran terendah itu perlu ditinjau dan di pelajari ulang untuk penerapannya.
“Pemenang terendah dan tidak wajar itu tidak bisa jadi pemenang. Karena risikonya pasti mangkrak pekerjaannya,” ucapnya.
Maka dari itu kata dia terkait hal ini harus dikaji apakah ini wajar ataupun tidak untuk dimenangkan dan bisa menjamin untuk menyelesaikan pengerjaannya.
“Tidak masuk akal kalau ada kontraktor yang melakukan banting harga sampai 20 persen, bagi saya itu tidak masuk akal,” tuturnya. (*)