ENEWS, POLMAN – Menanggapi hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-3 Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Barat, yang menempatkan Suryansyah, sebagai Ketua terpilih dan Ahmad Junaedi Azis sebagai sekretaris.
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Polewali Mandar, Alauddin angkat bicara dan menolak kegiatan muswil yang dilaksanakan di Mamuju. Selain itu kami juga akan melakukan upaya untuk membatalkan hasil muswil tersebut.
Alauddin mengatakan, dari awal pihaknya telah menolak untuk hadir di Mamuju dengan pertimbangan situasi pandemi covid-19 yang semakin meningkat dan tak tentu kapan akan berakhir.
“Dari awal sudah kami tegaskan dalam rapat pleno via zoom, jika Muswil tetap dipaksakan dilaksanakan pada tanggal 15 – 16 Agustus, PDPM Polman tidak akan hadir,” ujar Alauddin saat ditemui di Polewali, Selasa (18/8/2020).
“PD Pemuda Muhammadiyah Polman sudah tegaskan bahwa tidak akan hadir dalam kegiatan Muswil jika ngotot dilaksanakan pada tanggal tersebut, jika ada yang mengatas namakan PM Polman, itu jelas pelanggaran. Terkait hasil yang sudah beredar di beberapa media sosial, saya rasa itu tidak sah karena ada 3 pimpinan daerah yang tidak ikut, apalagi PM Mamuju Tengah juga menarik diri dari area Muswil,” pungkas Alauddin.
Lebih lanjut Alauddin mengatakan, bahwa ada dua Pimpinan Daerah sudah menyurat ke Pengurus Pusat, menolak hasil Musywil. Terkait oknum yang mengatas namakan Perwakilan PD Pemuda Muhammadiyah Polman, ia akan bawa ke jalur hukum dan akan melaporkan oknum tersebut.
“Saya kira jelas, itu sudah melanggar kode etik organisasi dan mencederai organisasi. Orang tersebut lupa ideologi Pemuda Muhammadiyah tentang ber fastabiqul khaerat. Apa yang mereka inginkan?, amanah seharusnya diraih dengan cara yang benar,”jelasnya
Alauddin menambahkan, “Jelas, kami saat ini sedang mengumpulkan fakta – fakta, dan jika bisa kami akan membawanya ke jalur hukum dan pastinya kami akan laporkan,” ungkap Alauddin dengan nada yang geram.
“Tidak ada tujuan lain dari laporan kami kecuali ingin mengatakan kepada semua pihak bahwa kami tidak mentolerir pelanggaran, karena Ideologi Muhammadiyah adalah Amar Ma’ruf nahi mungkar,” tutupnya.