Enewsindonesia.com, – Malam pembukaan Manakarra Fair 2019 di Anjungan Pantai Manakarra menampilkan sejumlah tarian daerah yang selama ini sudah sangat jarang dipentaskan didepan khalayak ramai.
Terdapat tiga tarian asli Mamuju yang ditampilkan pada malam pembuka Manakarra Fair 2019 dalam rangka menyambut hari jadi Mamuju ke-479 yakni, Tari Topemana, Topandio dan Palle’bo.
Khusus untuk Tari Topandio, tari ini merupakan tarian sakral yang lahir ditengah-tengah masyarakat Tapalang (suatu daerah di Kabupaten Mamuju) dan berasal dari pristiwa masa lampau.
Tarian Topandio dimaksudkan sebagai penyempurnaan pengobatan yang dilakukan oleh seorang raja terhadap anaknya (putri raja) yang sedang menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan.
Tarian ini menggambarkan prosesi pengobatan terhadap putri raja dimana pa’bisu-bisu (dukun) menunjukkan sikap kecintaan, kesetiaan dan loyalitas tinggi terhadap sang raja, dimana mereka rela berkorban walau harus nyawa mereka yang menjadi taruhannya.
Bupati Mamuju, Habsi Wahid yang membuka langsung Manakarra Fair 2019 sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh panitia Manakarra Fair dengan menggandeng Dewan Kebudayaan Mamuju (DKM) untuk menampilkan kebudayaan-kebudayaan khususnya tarian yang ada di Bumi Manakarra.
“Manakarra Fair ini akan kita jadikan suatu momentum untuk memunculkan suatu budaya-budaya baru yang selama ini tidak kita munculkan atau sudah mulai terlupakan,” kata Habsi, Jumat (12/07/19).
Habsi menuturkan, event seperti Manakarra Fair ini, merupakan event yang akan menjadi tonggak dikembangkan kesenian-kesenian yang ada diMamuju.
“Saya kira, ini perlu kita kembangkan budaya kita dan saya kira Mamuju ini banyak budaya-budaya belum kita galih melalui suatu pentas seperti ini, dimana kebudayaan adalah suatu kekayaan bagi kita,” tutup Habsi.