ENEWSINDONESIA.COM, SIKKA – Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie Louisa megunjungi Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka “Safari Politik”, Kamis (16/3/2023).
Setibanya di Kabupaten Sikka, Grace Natalie Louisa yang juga adalah mantan presenter ini melakukan kunjungan di beberapa tempat, salah satunya ke Lepo Bispu menemui Uskup Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Pr di Keuskupan Maumere yang beralamat di Jl. Mgr. Soegiyopranoto No.01, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.
Grace Natalie Louisa, saat di wawancarai oleh wartawan media Enewsindonesia.com terkait pertemuannya bersama Uskub Maumere menyampaikan, konsep utama bagi PSI atau DNA perjuangan PSI yakni memperkenalkan kader PSI yang datang dari background yang berbeda-beda.
“Pak Dokter misalnya salah satunya, saya sendiri dari latar belakang wartawan sebelumnya, sis Mayang background juga wartawan, teman-teman yang lain juga ada yang arsitek, ini itu, macem-macem pokoknya, dan juga ngapain anak-anak muda ini masuk ke dunia politik,” ujar Grace Natalie Louisa.
Dirinya menjelaskan dasar dan tujuannya sebagai tokoh muda masuk dalam dunia politik dan lebih memilih PSI sebagai sandaran berpolitiknya.
“Jadi PSI itu anti intoleransi. Setelah 8 tahun di politik dan sudah punya Wakil Menteri ATR BPN, sudah punya anggota dewan yang mana di NTT sendiri ada 11 orang, sehingga apa yang kami kerjakan kami update kepada monsinyur yang menjadi tujuan kami masuk dalam dunia politik. Jadi misalnya, saat ini di ATR BPN sesuai dengan amanah dari Pak Jokowi dan juga Pak Menteri mengawal sertifikasi tanah rumah ibadah seperti Pure, Klenteng, Masjid, Gereja,” Pungkas Grace Natalie Louisa saat di wawancarai di Lepo Bispu Keuskupan Maumere.
“Jadi, semua yang tanah-tanahnya bermasalah kita kebut untuk sertifikasi, terutama tanah rumah ibadah. Ini sudah ada MOU dengan KWI, dengan PGI, dengan PHDI, juga sudah banyak penyerahan-penyerahan yang tadinya mungkin belasan tahun nggak selesai-selesai karena masalah administrasi, yang mana kita tau bahwa terkait dengan tanah itu banyak sekali problem-problemnya. Ini kita bereskan dalam hitungan hari dan paling lama seminggu sampai dua minggu beres,” ungkap Grace Natalie Louisa.
Dirinya juga mengimbau kalau ada permasalahan-permasalahan seperti permasalahan tanah agar bisa dikomunikasikan secepatnya.
“Mumpung masih pak Jokowi, Pak Menteri Hadi dan Bro Raja Juli Antoni yang mana Bro Raja Juli Antoni juga merupakan kader PSI untuk kita kebut. Ada Political Will untuk menyelesaikan permasalahan pertanahan seperti ini,” terang Grace Natalie Louisa.
Tidak hanya itu, Grace Natalie Louisa yang akrab disapa Sis Grace, saat ditanyai terkait dengan pernyataan kontroversinya yang menolak Poligami. Ia menyatakan tidak setuju.
“Terkait dengan pernyataan saya terkait Poligami, ya… jadi ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan keyakinan, justru kami menghargai bahwa itu ruang atau ranah pribadi setiap orang. Tetapi, kalau di PSI, kami memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak. Oleh karenanya, praktik-praktik yang demikian itu kita lihat lebih kepada dampak sosialnya. Ini ada kajiannya juga, bagaimana praktik demikian itu berdampak pada misalnya peningkatan angka kekerasan rumah tangga, kenakalan remaja dan dampak-dampak sosial lainnya,” terang Grace Natalie Louisa.
“Oleh karenanya, PSI menyatakan, kalau kami ya… mengambil posisi tidak setuju. Tetapi, tentu saja ini adalah ranah pribadi yang kalau orang mengatakan dan bertanya, tapi itu kan hak pribadi saya, maka betul itu hak pribadi, tapi sikap sebagai institusi kami adalah dampak sosialnya itu negatif, dan oleh karenanya kami tidak mendukung. Tapi kami tetap menghargai ruang pribadi atau pilihan pribadi orang-orang,” tutup Grace Natalie Louisa.
Jurnalis: Faidin