ENEWS PENDIDIKAN •• Mahasiswa Kampus I Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbantan) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-96 tahun 2024 dengan menggelar Pawai Obor pada Selasa (29/10/2024).
Sekira 500 orang mahasiswa Polbantan Gowa yang terdiri dari berbagai organisasi internal kampus bergabung dalam memeriahkan kegiatan tersebut dimulai dari Kampus I Polbantan kemudian berjalan menuju arah Jalan Poros Malino dan berakhir di lapangan upacara Kampus 1 Polbantan Gowa.
Walaupun arus lalulintas sedikit terhambat saat gelaran Pawai Obor tersebut, namun para pengendara mengaku mengapresiasi kegiatan mahasiswa Polbantan Gowa itu.
“Nggak papa, cuma macet sedikit, kita apresiasi kegiatan para mahasiswa dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda,” kata salah seorang pengendara, Iwan kepada Enews Indonesia.
Setelah melakukan pawai, para mahasiswa menyalakan yang diwakili dari ketua masing-masing organisasi internal seperti, BPM, BEM, HMJ Pertanian, HMJ Peternakan, UKM Edelweis, UKM Korsa, UKM PMKO, UKM LDK Al Falah, UKM Germapala, IMPPI Gowa dan KSR Polbantan Gowa.
Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda dari Press BEM, Syam Ivan yang diikuti dengan serentak oleh para peserta.
Selain itu, dibacakan pula secara bersama-sama teks Sumpah Mahasiswa oleh Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Imran Satria. Para mahasiswa serentak mengikuti dengan mengangkat tangan kiri posisi terkepal.
Ketua Umum BPM Polbantan Gowa, Imran Satri menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan momentum mempererat kebersamaan dan mendorong persatuan dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda.
“Harapan kita sebagai Pemuda Indonesia terkhusus mahasiswa Polbantan Gowa agar kiranya dapat menjadi pemuda yang selalu mengedepankan kepentingan bersama dan membuat inovasi serta menerapkan teknologi modern di bidang pertanian dan peternakan,” jelasnya.
Di sesi akhir, pembacaan puisi oleh Sapna ketua IMPPI Gowa yang berjudul “Mata Luka Sengkon Karta” yang menceritakan cerminan sejarah yang terdapat pada tragedi G30S PKI yang menjelaskan tentang kehidupan seorang petani miskin yang menjadi buruh tani pada ladang orang lain. (Lee)