VIDEO: Pesta Rakyat di Corawali Bone, Tampilkan Tradisi Mallanca

Featured Video Play Icon

ENEWSINDONESIA.COM, BONE — Pemerintah Desa (Pemdes) Corawali, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar Pesta Rakyat Tahunan di area persawahan, di Desa Corawali pada hari Ahad (15/10/2023). Kegiatan tersebut dibuka oleh Pj Bupati Bone Andi Islamuddin.

Kepala Desa Corawali, H. Muksin menuturkan pelaksanaan hajatan Desa Corawali tersebut memperlombakan tiga kategori yakni Mallanca, lomba layang-layang, dan lomba pacuan kuda atau balap kuda.

     
 

“Ini dilaksanakan tiap tahun dan baru pertama kalinya seramai ini. Hal ini merupakan bagian dari pesta rakyat di desa kami untuk mempererat persatuan masyarakat,” kata H. Muksin.

Camat Barebbo Hj. Faidah, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Pj Bupati Bone meluangkan waktunya untuk membuka acara tersebut.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Pj Bupati Bone, baru tahun ini digelar besar besaran. Berkat petunjuk dan kolaborasi pemerintah desa dan masyarakat Desa Corawali,” ujarnya

Sementara itu Penjabat Bupati Bone Andi Islamuddin yang membuka kegiatan tersebut menuturkan lomba pesta rakyat sudah jauh hari direncanakan pemerintah desa.

Hal itu kata dia, sangat baik karena bisa melestarikan budaya dan kearifan lokal masyarakat.

“Karena kita tahu seperti lomba pacuan kuda ini sudah jarang sekali saya lihat, sehingga tepatlah ketika kembali dilaksanakan,” kata Andi Islamuddin.

“Harapannya semoga terlaksana dengan baik dan semua masyarakat gembira karena kita datang mau berpesta, kita bergembira, bersenang-senang, jangan ada saling melukai, saling membenci tetapi ajang untuk silaturahmi,” kata Pj Bupati Bone.

Sekedar untuk diketahui, Mallanca merupakan tradisi masyarakat Bone. Mallanca atau adu kekuatan kaki dilaksanakan oleh dua pasang yang saling adu kaki.

Salah seorang panitia dalam perlombaan ini, Afdal mengatakan sasaran tendangan tidak boleh di atas mata kaki.

“Jadi dua orang (sepasang) berdiri dan menancapkan kakinya lalu ditendang menggunakan punggung kaki ke arah tumit dan sekitarnya. Tidak boleh melampaui mata kaki,” terang Afdal.

Hal itu dilakukan bergantian oleh dua pasang yang saling adu kekuatan kaki tersebut.

“Hal ini sudah dilaksanakan turun temurun oleh masyarakat Bone. Ada yang namanya wasit, bila ada yang melanggar peraturan maka ada hukuman tersendiri dari wasit atau panitia perlombaan tersebut,” tutup Afdal.

Jurnalis: Abdul Muhaimin

banner 728x250    banner 728x250  
Penulis: Abdul Muhaimin

Tinggalkan Balasan