Syahrir Hamdani Tanggapi Maraknya Pembahasan Politik Dinasti di Polman

POLMAN, ENEWSINDONESIA.COM — Anggota DPRD Sulawesi Barat, Syahrir Hamdani tanggapi politik dinasti yang marak dibicarakan oleh beberapa Politisi Muda di Polman.

Menurut Syahrir Hamdani, kita harus punya pengertian dan pemahaman yang sama tentang dinasti. Kalau mereka bahas tentang dinasti politik, maka dirinya mengatakan bahwa di dunia manapun itu ada dinasti.

banner 728x250

 


 

“Kita tidak bisa melarang ikut serta dalam berkompetisi, termasuk sebuah dinasti, karena tidak ada larangan dalam aturan atau regulasi yang telah di atur, bahwa dinasti tidak bisa ikut berkompetisi,” jelasnya, Selasa (18/5/2021).

Politisi partai Gerindra itu juga menerangkan jikalau ada yang tidak sepakat dengan adanya politik dinasti adalah hal yang wajar pula.

“Silahkan berkompetisi, serahkan sama rakyat karena rakyat yang menentukan keberlangsungan sebuah dinasti. Karena keberlanjutan sebuah kepemimpinan itu rakyat yang menentukan, jadi saya rasa itu jangan dipermasalahkan,” ujarnya.

“Dimana-mana yang namanya dinasti itu, saya rasa dari ujung dunia Utara sampai selatan semuanya ingin mempertahankan dinasti, oleh karena itu jangan sampai orang yang berjuang sekarang itu justru ingin membentuk dinasti baru, tapi itu juga hal wajar sih, membetuk dinasti baru sehingga mau merubah dinasti lama,” lanjutnya.

“Kita tidak bisa terlalu emosional menyoroti persoalan sebuah dinasti karena itu adalah sesuatu yang lahir tidak begitu saja, tapi melalui sebuah proses perjuangan. Saya rasa tidak ada politisi yang rela kehilangan jabatan dan kekuasaan kecuali dia seorang negarawan,” tuturnya.

Konsep negarawan dan politisi itu berbeda, politisi yang berkarakter atau yang dimaksud betul-betul politisi Itu prinsipnya lebih baik dia kehilangan Visi daripada kehilangan posisi, itu kalau politisi murni.

Banyak politisi hari ini atau selesai pileg itu sudah berfikir apa yang mesti saya lakukan sehingga saya masih bisa bertahan di 5 tahun yang akan datang dan konsep negarawan itu berbeda. Negarawan tidak mesti dia di pusat bisa juga di daerah.

Prinsip negarawan lebih baik dia kehilangan jabatan dari pada dia kehilangan Visi karna Roh dan semangatnya mereka berjuang itu ada pada visinya sedangkan pada politisi itu semangat berjuang itu ada pada mempertahankan atau merebut kekuasaan, itu bendanya.

“Saya katakan bahwa kalian boleh tidak suka terhadap keberlangsungan dinasti dan jangan juga terlalu full membenci namanya sebuah dinasti, karna jangan sampai orang yang tidak suka dengan dinasti hari ini justru pernah ikut membangun dinasti, pernah ikut di besarkan dinasti,atau dinasti itu pernah punya jasa ke dia dan sekarang karena merasa punya posisi lantas menyalakan itu semua, saya rasa itu contoh bukan politik yang baik,” tambahnya.

Menurutnya, momentum politik itu akan selalu diikuti dengan perubahan perilaku seseorang karena orientasi berfikir kita ini bisa berbeda-beda. Mungkin hari ini kita berteman tapi mungkin besok berbeda, hal itu karena mungkin kepentingan kita sudah berbeda sehingga anda menjadi tidak senang ke saya, jadi itu sudah terbukti terhadap diri saya pribadi, oleh karena itu politik jangan terlalu di bawa ke rasa, cukup disimpan di rasio saja, karna kalau kita sudah main di rasa ini saya rasa semua orangkan mau di jaga perasaannya, semua orang kan tidak ada yang mau tersinggung, jadi berprasangka baiklah kita bahwa kita senang terhadap dinasti.

“Silahkan berjuang untuk menghentikan dinasti dan jangan juga lah menghalangi orang yang ingin di pertahankan dinastinya, karna kesimpulannya sebuah dinasti ini sudah mendunia sifatnya dimana-mana ada dan selalu muncul dalam setiap demokrasi,” pungkasnya.

     
Penulis: Muh Saad

Tinggalkan Balasan