ENEWSINDONESIA.COM, YOGYAKARTA – Pembukaan Gathering Nasional (Gathnas) TurunTangan kedelapan resmi dihelat di Hotel Grand Serela Yogyakarta, Rabu (8/11/23).
Tampak hadir Arief Wibowo (Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman), M. Chozin Amirullah (Ketua Gerakan Turun Tangan), dan Henry Husada (CEO Kagum Group).
Diawali dengan Tarian Selamat Datang yang dibawakan oleh Sanggar Batari Kirana. Tarian ini menyambut ratusan relawan yang hadir pada saat itu.
Kemudian, Marzuki selaku ketua panitia Gathnas VIII mengawali kegiatan dengan menyapa para relawan TurunTangan dari seluruh Indonesia.
Ia pun menerangkan makna tema Chandradimuka yaitu pelatihan dan pengembangan diri untuk menjadi dewasa dan berguna dalam keahlian masing-masing bagi nusa dan bangsa.
Selanjutnya, Chozin Amirullah selaku Ketua Gerakan TurunTangan berterima kasih kepada seluruh perwakilan termasuk di antaranya perwakilan dari Bupati Kabupaten Sleman, ketua pelaksana Gathnas ke VIII, seluruh peserta, dan undangan yang telah hadir pada pembukaan pagi ini.
Menilik usia TurunTangan yang mencapai satu dekade, Chozin pun membeberkan tentang awal mula berdirinya gerakan ini.
“Bagaimana perasaan kemerdekaan itu digali dan diaktualkan dalam sebuah aksi dan kegiatan,” ucap Chozin.
Selain itu, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Arief Wibowo berkesempatan hadir untuk mewakili Bupati Kabupaten Sleman. Dukungan penuh ia sampaikan kepada organisasi anak muda yang memiliki kegiatan positif ini.
“Para pemuda TurunTangan merupakan anak-anak muda yang memiliki semangat tinggi. Kami sangat mengapresiasi anak-anak muda di sini yang sudah berperan aktif untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Selamat berkumpul di Yogyakarta, dan selamat menikmati apa pun yang ada di Kota Pelajar,” ucap Arief Wibowo.
Henry Husada CEO Kagum Group dan juga Bapak UMKM Jawa Barat memberikan apresiasi bagi seluruh pihak yang hadir pada kegiatan hari ini agar menjadi serela (selalu rejeki lancar), karena para relawan dari berbagai wilayah juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Ia pun memberikan satu kalimat untuk relawan, “TurunTangan paling top.”
Sesi selanjutnya, menampilkan pertunjukan Teater Ketoprak UAD “Teater Jaringan Anak Bahasa” yang membawakan sandiwara bertema asas-asas kepemiluan, yaitu LUBER dan JURDIL. Bercerita tentang seorang tokoh yang kebingungan dalam memilih calon pemimpin negara, mereka memperdebatkan apakah dengan memilih akan mempengaruhi hidupnya, apakah hidupnya berubah atau tidak.
Kegiatan hari pertama pun sudah diisi dengan peningkatan kapasitas diri untuk relawan. Nurul Khotimah yang merupakan fasilitator dalam Akademi Relawan, Calegmuda.id, memberikan materi mengenai cara merawat komunitas yang sustain.
Ia pun mengemukakan beberapa faktor penting agar komunitas bisa tetap sustain salah satunya yaitu beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.
“Komunitas bisa sustain dimulai dengan kaderisasi SDM yang baik, mempunyai program relevan, memiliki leadership yang bagus, mendapatkan dukungan publik, merawat kehendak dalam bergerak, serta adaptif dan agile,” terangnya singkat.
Selain itu, Henry Husada pun turut menyampaikan motivasi dalam sesi sharing success story pada sore harinya. Henry mengungkapkan bahwa dalam bekerja itu terdapat sebuah tahapan. Ia menganalogikan tahapan bekerja dengan sebuah bangunan yaitu dari lantai bawah, lanjut ke lantai satu, dua, tiga, dan seterusnya. Sebagai pengusaha sukses, ia pun membagikan tips-tipsnya untuk para relawan.
“Kita harus menjalankan empat huruf dalam hidup yaitu TAAT agar sukses. T yaitu Tentukan dan ikuti aturan karena hidup ini mempunyai aturan, A yaitu awal dari kesuksesan, A yaitu akhir dari kegagalan, dan T yaitu takut akan Tuhan. Rintangan dan cobaan itu memang banyak di dunia ini. Namun, kalau menjalani empat kata tersebut (TAAT), pasti semuanya akan baik-baik saja,” ucap Henry.
Sebagai info, kegiatan Gathering Nasional TurunTangan ke VIII di Yogyakarta ini akan berlangsung selama empat hari (8-11 November 2023).
Hari-hari selanjutnya akan diisi dengan kegiatan yang mengakrabkan satu sama lain, diskusi publik dan materi, serta kegiatan refreshing atau berwisata.
Kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi untuk saling mengenal. Dengan demikian, ketika para relawan pulang dari berkegiatan memiliki semangat baru, energi positif, semangat untuk melanjutkan rencana aktivitas, aksi-aksi nyata pasca Gathnas.
Lebih jauh lagi, para relawan bisa bisa berjejaring, bisa meningkatkan kapasitas diri, dan membuat aksi untuk menginspirasi perubahan demi masa depan yang lebih baik.*