Gagal ke Senayan Ibnu Munzir Minta Maaf

Enewsindonesia.com – Hari ini 575 orang akan dilantik di Senayan. Mereka adalah pilihan rakyat Indonesia, merekalah yang akan menjadi mata dan mulut rakyat Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Melihat dengan jeli apa yang mesti pemerintah lakukan kemudian bicara dengan terpola demi mencapai adigium adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Mari kita sama-sama haturkan selamat bekerja.

Dengan pelantikan itu pula, maka amanah saya pun tuntas sebagai wakil rakyat periode 2014-2019. Dan kepada segenap masyarakat Sulbar yang telah menitipkan amanah itu, terimakasih dan juga permohonan maaf jika saja dalam rentang 5 tahun yang terlewati ini ada banyak hal yang tak berkenan.

Sejak 1992, saya secara formal berada di ruang politik sampai hari ini. Mulai dari Makassar sampai ke Senayan. Tentu saja menggariskan banyak pembelajaran.

     
 

Keterlibatan yang utuh pada Pansus Century, RUU Sumber Daya Air, RUU pemerintahan Daerah, RUU desa sampai menjadi inisiator pembentukan Sulawesi Barat dan beberapa kerja-kerja perundang-undangan memberi pahaman bahwa masih tersisa banyak hal yang mesti dituntaskan di negeri ini.

Amanah partai Golkar sebagai Wakil ketua fraksi plus Wakil Ketua Komisi V bukanlah sebuah beban kecil. Marwah partai harus dimunculkan dalam menyoal persoalan publik di bidang pendidikan, agama dan tenaga kerja. Sengkarut yang muncul di ranah itu begitu luas.

Pengangguran, posisi umat yang gampang terbelah dan juga saudara-saudara kita yang kadang terzalimi oleh perusahaan atau negara lain adalah contoh mata rantai panjang yang masih butuh dituntaskan.

Waktu 5 tahun sejatinya tak cukup, maka dari itu, ini harus menjadi memo bagi yang dilantik hari ini. Untuk terus menyuarakan sampai pada titik seadil-adilnya bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun tak itu saja, amanah partai Golkar sebagai Korbid kepartaian adalah wilayah lain yang membutuhkan energi yang tak kecil untuk merawat keutuhan partai sebagai pilar bangun kebangsaan ini.

Dan Tahun 2019 sungguhlah tahun yang padat. Pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden di helat dalam waktu yang sama. Dan Golkar mengetuk palu, menjadi bahagaian dari Jokowi.

Bagi Golkar, Jokowi harus diberi kesempatan untuk mengutuhkan ikhtiar nawacita yang telah didengungkan selama 5 tahun. Sikap tegas ini disampaikan oleh Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto, di pelbagai kesempatan.

Dan bagi saya itu sekaligus pesan untuk total menunjukkan Golkar sebagai mesin poltik modern yang harus memilah dengan cerdas antara pilihan mengurusi diri sendiri atau meletakkan kepentingan kepemimpinan nasional sebagai hal yang utama.

Pernyataan AH sebagai simbol partai harus diterjemahkan oleh seluruh perangkat disekitarnya. Dan itu menjadi alasan saya menjalani roadshow panjang di sebahagian besar pulau Jawa, menemui para kyai sepuh sebagai pemuncak kultural di berbagai tempat. Menepis begitu banyak hujatan.

Dan mendasarkan kembali ikhtiar kebangsaan yang diringkas dalam nawacita. Bagi saya, keberpihakan Golkar haruslah berjejak baik. Meski resikonya mengabaikan sosialisasi di daerah pemilihan.

Akhirnya saya harus istirahat sejenak, nama saya tak muncul di KPU. Tapi sungguh tak ada kekecewaan di situ.

Politik adalah seni memilih. Seni yang sejatinya meretas kekecilan hati juga kesumat. Seni yg menumbuhkan senantiasa pengharapan.

Kepada segenap keluarga, tim, kawan-kawan di sulbar dan di mana saja. terimakasih atas dedikasinya sampai saat ini. Tuhan tak menggariskan saya untuk kembali sementara ke Senayan. Dan tak perlu berkecil hati. Ladang pengabdian begitu luas di negeri ini.

Kepada segenap tim, kawan dan saudara-saudaraku di Sulbar, Anda memang tak sempat melahirkan seorang legislator di Senayan, tapi anda dengan nyata melahirkan Presiden. Kemenangan telak Jokowi di Sulbar adalah bahagian dari kemenangan Jokowi secara total.

Dan bagi saya, bagi ketua umum Airlangga Hartanto dan bagi Golkar, itu kemenangan besar kami dengan nyata.(*)

banner 728x250    banner 728x250  

Tinggalkan Balasan