Dibelenggu Gizi Buruk, Tangan Siapa Hendak Menolong Resky Adelyia?

Kisah pilu Resky Adelyia kian menggerus sanubari. Bocah perempuan delapan tahun itu tengah menahan sakit di atas pangkuan ayahnya. Gizi buruk yang menggerogoti memaksa ia merintih. Bukan sengaja, tetapi ketidakmampunya memendam perih akibat kekurangan gizi.

Penulis Kambel
Makassar, Sulawesi Selatan

banner 728x250  
 

Buah hati Sawala dan Sattuari itu hanya bisa terdiam. Duduk manis di atas derita cengkraman gizi buruk. Gigi putihnya gemeretak menahan sakit di sekujur tubuh. Sesekali matanya menyorot penuh asa. Tetapi kadang pula redup meniadakan secercah asa.

Selasa 19 November 2019, gadis kecil itu menampakkan wajah. Kini tubuhnya tak sekokoh sebayanya. Raganya telah mengecil. Tulang belikat, selangka, wajah, dada, lengan serta kakinya sudah seperti kerangka. Hanya terbalut pembuluh darah di atas kulit sawo matang yang mengkerut.

Sebelum menderita gizi buruk, ia divonis menderita penyakit paru-paru. Diketahui ketika keluarga membawa Resky ke RS Labuang Baji, Kota Makassar. Ia pun menjalani rawat jelan selama enam bulan.

Sayangnya, upaya itu tak membuahkan hasil. Kondisi kesehatan Resky tetap sama. Keluarganya pun memutuskan merawat-inapkan Resky di RS yang sama. Di tangan dokter berbeda, penyakit paru-paru itu menjelma jadi penyakit ginjal.

Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang mestinya meniadakan beban biaya obat bagi Resky, tampaknya kurang memihak pada keluarga kecil itu. Obat yang dikomsumsinya tak semua gratis. Ada saja obat yang harus ditebus menggunakan rogohan kocek. Ketidakmampuan keluarga pun menyebabkan Resky dibawa pulang ke rumah, di Desa Allu Tarowang, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Meski memprihatinkan, keluarga itu tak ingin gantung harapan. Mereka tetap tabah dan berusaha mencari solusi demi kesembuhan Resky. Sang ayah yang berprofesi sopir ojek becak motor (bentor) di Kota Makassar, harus bekerja lebih giat lagi demi perawatan sang buah hati.

Ketidakmampuan biaya kian membelenggu Sawala dan Sattuari. Di mana hendak mencari pertolongan? Semoga Tuhan mengulurkan tangan melalui jemari pemerintah dan para dermawan. (olahrls)

     

Tinggalkan Balasan