Banjir Landa Banggai Sulteng, 178 Nyawa Melayang

ENEWSINDONESIA.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran persnya melaporkan banjir melanda Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, pada Rabu (9/3/2022). Kejadian tersebut  menyebabkan 178 hewan ternak mati dengan rincian 3 ekor sapi, 5 ekor kambing, 20 ekor babi dan 150 ekor ayam.

Dari data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai per Jumat (11/3), banjir bandang juga telah menyebabkan 8 unit rumah rusak berat, 7 unit rusak sedang dan 17 unit rusak ringan.

banner 728x250

 


 

Banjir bandang itu tercatat sempat merendam permukiman warga dengan tinggi muka air 100 sentimeter. Adapun kondisi mutakhir saat ini air telah surut dan warga mulai membersihkan rumah mereka dari material lumpur yang terbawa banjir.

Tim BPBD Kabupaten Banggai bersama lintas instansi gabungan telah berkoordinasi guna kaji cepat, monitoring kondisi mutakhir, membantu proses evakuasi, pembersihan material dan memberikan bantuan logistik serta peralatan.

Hujan dengan intensitas ringan, sedang dan yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Banggai hingga Minggu (13/3), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan meminta kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan agar dilakukan secara berkala.

“Sebagai antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam,” ujar Abdul Muhari. (*)

  banner 728x250    

Tinggalkan Balasan