Narkoba di Bone Masih di Level Darurat, Bahkan Tambah Parah

Foto: botol bekas air mineral yang dijadikan alat hisap Shabu. (Koleksi Enewsindonesia.com)

ENEWSINDONESIA.COM, BONE ▪︎ Peredaran narkoba di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) kian memprihatinkan, bahkan sudah di tahap darurat. Tercatat laporan Maret sepanjang 2024, 30 kasus Narkoba dengan tersangka sebanyak 43 orang. Dimana kasus terbesar setelah dibekukannya bandar narkoba kelas kakap yakni Koko Jhon pada Januari lalu.

Krisis ini disebut terjadi lantaran masih sulitnya rehabilitasi terhadap para pecandu di Kabupaten Bone. Kepala BNN Kabupaten Bone, AKBP La Muati mengatakan saat ini tempat rehabilitasi milik pemerintah hanya ada satu di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar.



banner 728x250

“Itupun di bulan Maret sudah penuh, karena seluruh kabupaten di Sulsel bahkan Sulteng itu rujukan ke sana. Sehingga yang dilakukan adalah rehabilitasi rawat jalan,” terang La Muati.

Hal ini kemudian membuat penanganan terhadap para pecandu ini tak optimal, mereka tetap menjalin komunikasi ke para pengedar yang mengakibatkan angka permintaan untuk narkoba di Bone tetap tinggi.

Dia mengatakan syarat rehabilitasi terhadap para pecandu ini minimal 3 bulan lamanya, sedangkan dengan rawat inap ini para pecandu masih dengan bebas mengakses para sindikat.

Selain itu, kasus narkoba di Bone juga memiliki tren pergeseran yang sebelumnya banyak dikonsumsi oleh kalangan dewasa kini juga mulai banyak ditemukan di pelajar.

“Ada pergeseran penggunaan itu bahkan anak sekolah sudah mulai menyalahgunakan narkotika di Bone, sudah ada dilakukan pembinaan di Bapas artinya kita semua harus bersinergi bersama-sama terutama orang tua,” ujarnya.

La Muati juga merinci jalur peredaran narkoba ini umum masuk ke Bone dari berbagai arah, dimana banyak masuk dari Tawau Malaysia, selanjutnya dikirim ke Nunukan Kalimantan Utara, selanjutnya dikirim ke Tarakan setelahnya baru ke Parepare.

Adapula ditemukan jalur peredaran dari Nunukan ke Balikpapan yang selanjutnya ke Parepare, kemudian ke Sidrap, dari Sidrap ke Sengkang dan masuk ke Bone.

“Untuk jalur dari Makassar itu biasanya jaringan dari Surabaya, tapi beredarnya di Maros dan Gowa, tapi untuk di Bone, itu hampir semua yang ditangkap adalah sindikat dari The Golden Triange di Myammar dan Laos,” ujarnya.

Pemda sendiri mengaku telah mengambil sejumlah upaya dari intervensi ke sekolah hingga sosialsasi ke masyarakat. Terbaru dengan rencana pemasangan spanduk di tiap desa.

Pj Bupati Bone, Andi Islamuddin mengatakan pihak Pemda bekerjasama dengan TNI Polri dan Aparatur Desa telah meminta agar tiap desa memasang spanduk Bersih Dari Narkoba (Bersinar) di pintu masuk desa.

“Jadi ini bagus kalau perlu Bersinarko atau bersih dari narkoba dan korupsi, itu dipasang spanduknya,” ujarnya.

Paling tidak kata dia para pengedar yang membaca spanduk akan waswas atau ragu untuk mengedarkan barang haramnya jika mereka membaca spanduk tersebut.

Sementara itu, pegiat Forum Bersama (Forbes) Anti Narkoba Bone, Andi Singkeru Rukka mengungkapkan, pihaknya telah menerima puluhan laporan masyarakat terkait peredaran gelap narkoba di Kabupaten Bone.

“Jadi kami di Forbes kami menyediakan nomor aduan. Ternyata hasil pantauan dan laporan kami, peredaran narkoba di Bone cukup mengerikan, nanti kami akan buatkan skema laporan-laporan tersebut sekaligus penelusuran lebih mendalam,” papar Andi Singke, Rabu (27/3/2024).

Parahnya lagi lanjut Andi Singke, beberapa laporan terdapat beberapa nama oknum polisi yang diduga ikut bermain dalam peredaran gelap narkoba ini.

“Banyak juga penangkapan dari Polda Sulsel tapi informasinya selalu tertutup ke masyarakat. Wajar masyarakat selalu berasumsi liar terkait penanganan narkoba ini,” ujarnya.

Andi Singke berharap, masyarakat Kabupaten Bone tergerak hatinya untuk sama-sama memberantas narkoba yang akan merusak generasi di Kabupaten Bone.

“Kepada saudara-saudaraku yang masih dalam lingkaran itu, mari sadar diri. Di Forbes bukan orang suci tapi kami bercita-cita untuk menjadi baik dan menyelematkan masa depan daerah kita,” pungkasnya.