ENEWSINDONESIA.COM, MOROTAI – Kampanya politik terkait Pemilihan Gubernur Maluku Utara oleh ketua Sinode Gereja Masehi Injil Halmahera (GMIH), Pendeta Demianus Ice viral di media sosial.
Dalam video tampak Demianus memberikan sambutan dalam kegiatan pentabisan/pelembagaan Jemaat Tiberias Loloro menjadi Jemaat Defenitif di Desa Cio Dalam, Kecamatan Morotai Selatan Barat, namun diduga dibumbui drngan kampanye terkait Pilgub Malut mendatang, pada Sabtu (4/3/2023) kemarin.
Menanggapi hal tersebut, akademisi Universitas Pasifik (Unipas) Morotai, Irfan Hi Abd Rahman menyayangkan, hal tersebut. Dia menilai statemen itu adalah politik identitas.
“Sejarah telah membuktikan sering terjadi di Indonesia khusunya di DKI Jakarta,” kata Irfan, Senin (6/3/2023), Kemarin.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau kepada tokoh agama terutama orang yang memiliki peran strategis di agama. Terutama imam atau pendata maupun orags keagamaan agar jangan menebar ajakan politik praktis.
“Jangan dicampuradukan dengan politik agama atau politik identitas,” tegas Irfan.
Ia menegaskan, pernyataan yang telah beredar di video itu, alangkah baikanya semestinya tokoh agama ini memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat.
“Dalam rangka memilih pemimimpin yang cerdas atau pemimpin yang bebas dari politik identitas. Jadi saya meminta agar pernyataan seperti itu dapat diklarifikasi oleh ketua Sinode atau Demianus Ice itu sendiri,” pintanya.
“Jika terbukti apa yang disampaikan itu adalah politik identitas atau politik agama. Hal ini untuk menggiring kelompok tertentu memilih calon dengan basis,” sambungnya.
Terkait ini, Irwan juga menyentil peran Pengawas Pemilu Pulau Morotai agar lebih aktif mengantisipasi upaya politik praktis.
“Saya kira peran pengawas pemilu atau bawaslu sangat penting dalam mendeteksi sedini mungkin adanya upaya-upaya politik identitas yang coba digerakan oleh orang -orang tertentu yang memanfaatkan kepentingan diri atau pun kelompok tertentu,” pungkasnya. (Ranto)