News  

Ini Nama Aliran Sesat di Bone, Pendirinya Dari Soppeng

Ilustrasi. (Enews)

ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tengah dihebohkan dengan munculnya sebuah aliran sesat yang berada di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Dari informasi yang dihimpun, aliran sesat tersebut bernama Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara. Polisi sementara menyelidiki kasus ini.

   
 

“Iya sementara masih diselidiki dulu dugaan aliran sesat ini,” kata Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone, Ipda Rayendra, Rabu (22/3/2023).

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Karang Taruna Kecamatan Libureng, Andi Idhil mengatakan dari informasi yang diperolehnya dari warga sekitar, aliran sesat ini didirikan oleh Grento Walinono alias Puang Nene yang berasal dari Kabupaten Soppeng. Sementara untuk di Wilayah Bone dipimpin oleh Hasang alias Acang.

“Sudah lama ini, sudah pernah disidang oleh pemerintah setempat. Tapi muncul lagi. Aliran sesat ini dipimpin oleh warga Kabupaten Soppeng yang sementara berdomisili di Kecamatan Libureng, Puang Nene bersama satu orang Bone sendiri yakni, Hasang berperan sebagai khalifah,” lanjutnya.

Dalam ajarannya, kata Idhil para pengikut Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara tidak dianjurkan melaksanakan salat lima waktu. Tak hanya itu, para pengikutnya juga diwajibkan untuk membayar sejumlah uang kepada pemimpin aliran sesat tersebut.

“Jadi ajarannya itu tidak salat lima waktu, memberikan ilmu tarekat kepada pengikutnya atau tidak Salat Jumat, kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk memberikan mahar sebagai ongkos pembeli kursi nantinya untuk hari akhir,” jelasnya.

Teradapat sekitar 40 orang jumlah pengikut Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara. Dipastikan bawa aliran yang diduga sesat itu rutin menggelar pertemuan setiap akhir tahun dengan membebankan pembayaran Rp750 ribu kepada setiap pengikutnya.

“Selain itu, setiap bulan selalu memberi sesajen berupa makanan di pinggir sungai di Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone,” paparnya.

Andi Idhil berharap agar aliran ini bisa secepatnya diberantas karena sudah sangat meresahkan.

“Kami takutnya akan semakin luas jaringan pengikutnya. Bahkan sampai hari ini informasi yang saya dapatkan sudah melebar ke beberapa desa lainya yang ada di Kecematan Libureng,” tandasnya.

Jurnalis: Abdul Muhaimin

banner 728x250    

Tinggalkan Balasan

error: waiittt