ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Ketupat merupakan salah satu sajian wajib di momen Lebaran bagi banyak masyarakat Indonesia. Di luar hari lebaran, pedagang kuliner seperti penjual bakso, coto dan semacamnya menjadikan ketupat sebagai sajian pendamping yang tak terpisahkan dari menu utama berkuah ini.
Lalu seperti apa bisnis ketupat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang kini memasuki momen laris manis ini?
Desa Maduri, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, dikenal sebagai penghasil ketupat di Kabupaten Bone.
Beberapa pedagang bakso dan coto di kota Bone berlangganan ketupat dari produsen Desa Maduri.
Owner produsen ketupat di Desa Maduri, Hanatang mengatakan dirinya memulai usahanya sekitar tahun 2006 silam.
“Dulu suami saya seorang tukang becak di Kota Bone. Saat mengantar seorang penumpang yang merupakan mbak penjul bakso meminta suami saya membuat ketupat,” imbuh Hanatang saat ditemui di kediamannya, Sabtu (3/6/2023).
Mulai saat itulah, Hanatang mencoba membuat ketupat. Awalnya dia hanya membuat ketupat 50 buah perharinya dan diantar pakai sepeda oleh suaminya.
Saat ini, Hanatang menyebut bisa menghasilkan seribu hingga tiga ribu buah ketupat perharinya.
“Tergantung pesanan. Kalau musim lebaran itu bisa produksi hingga 3 ribu buah. Tapi kalau hari-hari biasa itu maksimal bikinnya seribu dari permintaan pelanggan. Kami jual Rp 1000 perketupat. Langganan kami rata-rata penjual bakso dan coto,” katanya.
Untuk bahan-bahan seperti daun pandan pembuatan ketupat, Hanatang mencari ke desa-desa lain bahkan sampai ke Kabupaten Wajo.
“Sedangkan ketupat tersebut dimasak pakai arang. Kami mendapat arang dari desa-desa tetangga,” ungkapnya.
Hanatang melanjutkan, setiap pedagang kuliner langganannya biasanya memesan 200 – 300 buah ketupat perharinya.
“Kalau menjelang lebaran biasanya pesanan meningkat. Bahkan banyak bukan langganan yang memesan langsung,” tuturnya.
Saat ini, Hanatang memiliki 6 karyawan. Salah seorang karyawan tetapnya bernama Kartini membuat ketupat kosong mulai pukul 07.00 Wita pagi hingga sore hari dan bisa menghasilkan ketupat kosong hingga 800 buah perharinya.

“Omset minimal Rp 1 juta perharinya. Itu belum dipisah dengan gaji karyawan serta ongkos bahan-bahannya,” tutupnya.
Hanatang berharap, pengusaha olahan rumahan seperti dirinya bisa mendapat perhatian pemerintah agar bisa berkembang dan menjadi daya tarik Kabupaten Bone serta bisa menjadi salah satu usaha peningkatan ekonomi masyarakat Bone.
Cp Ketupat Desa Madururi: 085242125704 pak Akmal (Baba)
Jurnalis: Mimienk Lee