Bone  

Terkait Meninggalnya Peserta Diksar Mapala IAIN Bone, Ini Kesaksian Teman Angkatannya

ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Salah satu peserta Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) dinyatakan meninggal dunia setelah mengikuti pendiksaran.

Salah satu teman Diksar korban, Farid menceritakan keganjilan atau tanda-tanda pada almarhum ketika di Lokasi Pendiksaran.

banner 728x250  
 

“Masih semangat ? Nabilang panitia, nabilang Irsan (almarhum) masih kak, padahal saya lihat dia agak susah berjalan karena perjalanan panjang menembus hutan, tapi saya salut lihat semangatnya,” ungkap Farid memulai pembicaraan di salah satu warkop di Kota Watampone kepada Enewsindonesia.com.

Farid menceritakan keganjilan atau hal aneh yang dilihatnya, dilakukan oleh temannya yang meninggal dunia (Irsan) beberapa hari yang lalu.

“Sebagai bentuk persaudaraan dan solidaritas, bahwa kami sebagai saudara dan harus saling mengasihi, kami diarahkan untuk saling mencium pipi, cium kening sesama teman, tapi beda dengan Almarhum, dia mencium ubun-ubun teman yang lain dengan lama dan terus mengatakan “Minta maafka saudara” jadi saya heran,” Farid menerangkan.

“Sebelum mencium ubun-ubun teman saya, dia tulis namanya dalam secarik kertas kemudian mencium ubun-ubunnya dan meminta maaf,” lanjut Farid.

Dilokasi Diksar, Farid menjelaskan bahwa kami di ajarkan bagaimana membangun persaudaraan dan Solidaritas sesama, contohnya dengan saling suap makanan.

“Kita terus berjalan, ketika dekatmki di kampus (perjalanan pulang dari lokasi Diksar) Almarhum sering mengucapkan Syahadat, saya sering perhatikan itu, bahkan saya bopong Almarhum sampai di kampus karena tidak sanggup lagi berjalan,” tambah Farid.

“Di group Wahtsapp, almarhum meminta maaf karena belum bisa bergabung karena masih sakit, itu chatingan terakhirnya kepada kami,” lanjut Farid.

Pengurus bertanya kepada peserta tentang kesanggupannya untuk melanjutkan kegiatan, kami semua menyanggupinya.

“Semangata saudara, semangat letting, nakasi semangatki terus almarhum, malahan ketika ditanyaki sama pengurus, masih sanggup? Almarhum paling keras suaranya, masih kak,” pungkas Farid, Kamis (18/3/2021). (*)

     

Tinggalkan Balasan