ENEWSINDONESIA.COM, BONE — Ratusan masyarakat dari Desa Poleondro, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Bone, Senin (23/10/2023).
Kedatangan warga tersebut untuk menuntut DPRD Bone memfasilitasi sengketa lahan antar warga dengan pihak TNI Dokdiklatpur Rindam XIV/Hasanuddin Bancee.
Beberapa tuntutan para pengunjuk rasa yakni:
– Akses jalan pertanian ditutup
– Pengrusakan kandang ternak sapi 5 unit dan
– Menebang pohon yang ditanam masyarakat
– Kejelasan status tanah.
“Yang paling utama itu adalah akses jalan kami menuju ke lahan tani kami yang ditutup oleh oknum TNI semenjak 2 hari lalu,” kata Iswan selaku Koordinator Aksi kepada Enewsindonesia.com.
Tak hanya itu kata Iswan, penutupan jalan tani tersebut juga disertai pengrusakan lahan yang telah ditanami dan juga pengrusakan kandang sapi milik warga.
“Tanaman yang dirusak tersebut seperti tanaman Kakao, Pohon Jati, Pisang dan tanaman warga lainnya. Semua rata dengan tanah. Mohon agar pihak DPRD bisa membantu kami,” harapnya.
Sementara, Ketua DPRD Bone Irwandi Burhan yang menerima aspirasi terebut menyampaikan bahwa pihaknya akan menyampaikan ke pihak TNI dan juga lembaga-lembaga terkait agar polemik ini bisa dibicarakan bersama.
“Kalau sepakat kita akan duduk bersama masyarakat Desa Poleonro. Ini harus ada pendekatan persuasif supaya lebih bagus sehingga bisa saling memahami antara TNI dan masyarakat kita di sana,” tutur Irwandi Burhan di hadapan awak media.
Dalam pantauan Enewsindonesia.com, terlihat para pengunjuk rasa membentangkan spanduk-spanduk tuntutan yang bertuliskam, “Jangan halangi suami kami berkebun, buka jalan tani, kami bukan pencuri, kami bukan penyusup”.
“Kami orang susah jangan dibuat sengsara,” tertulis di spanduk lainnya.
“Merdeka itu apa? Dijajah di tanah kelahiran,” tertulis di spanduk lainnya juga. (Abdul muhaimin)