ENEWSINDONESIA.COM — Seperti yang tersebar dan viral dimedia sosial (Medsos), Ahmad Khaldun pemiliki Stand Manakarra Indofoto pada acara Wisudawan-Wisudawati Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Mamuju dibubarkan oleh aparat keamanan karena diduga menghalangi jalan.
Pengukuhan wisudawan sarjana strata satu (S1) STIE Mamuju diselenggarakan di gedung hotel D’Maleo, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat pada hari Rabu, (18/11/2020) kemarin.
Namun salah seorang pemilik stand photo diduga menerima perlakuan yang tidak senonoh oleh petugas keamanan dengan membubarkan stand mereka.
Sebagaimana cuitan @Ahmad Khaldun di status Facebook yang tersebar dimedia sosial.
“Mohon izin para petinggi, kami juga punya keluarga mau dinafkahi, kami tak bergaji dan tak punya gaji pensiun,” tulisnya.
“Bapak membubarkan kami tetap bapak bergaji, Kami mau makan apa pak? Sedangkan Bantuan Lansung Tunai (BLT) saja mau diharap tidak bakalan cukup, apalagi saya tidak dapat,” tulis dengan kesal.
“Kalau kampanye bapak berani bubarkan?,” tanyanya.
Satatus ini dimuat sekitar 20 jam yang lalu, 134 komentar dan 105 kali dibagikan.
Adapun balasan dari pengguna Facebook @Mulyadi menuliskan Sabarq om. @Hafidz Mustamin Turut prihatin sodara. @ALma ALsyam cuma stand ta ji atw smua..?@Firdaus Tho Belulu Ceh… Seharusnya ada imbauan memang klo bgini…@Meery Marthen Mana mau berani bubarkan klau kampanye ..palingan na jagai.
@Idham Bitong Kenapa mesti di bongkar? Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya aplagi jika semua sesuai protokol kesehatan.
Sementara distatus Facebook @Ahmad Khaldun yang kedua sekitar 13 jam yang lalu, mengucapkan “Terimakasih kepada bapak, para petinggi yang telah membubarkan kami dalam mencari rezeki kami punya keluarga pak yang harus dinafkahi.,” ciutnya.
“Bapak mah enak ada gaji sama pensiunan. Semoga bapak inisial Kompol DT habis sholat tadi menyesalinya, lancar terus rezekita pak,” ungkapnya.
“Ingat pak tidak selamanya bapak diatas dan tak selamnya kmi di Bawah. Kalau masalah kerumunan knapa tidak dibubarkan tadi yang intinya didalam. Katanya tidak resmi, tapi saya heran adakah kerumunan yang resmi?,” tegas Ahmad Khaldun.