ENEWS BONE •• Kepala Desa Timurung, Kecamatan Ajangale Suriyati diduga mencoba mempolitisasi beberapa bantuan pertanian yang seharusnya dibagikan cuma-cuma kepada kelompok tani.
Tak hanya kepala desa, penyuluh pertanian juga diduga ikut terlibat dalam modus jahat ini.
Dalam menjalankan modusnya, Kelompok Tani di Desa Timurung diduga harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menerima bantuan alat sistem pertanian (alsintan) berupa hand traktor dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Salah seorang Ketua Kelompok Tani di Timurung, Kanna mengaku pihaknya harus membayar sekira Rp3 juta kepada Pelaksana tugas (Plt) Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan (PPK) Ajangale.
“Saya dimintai uang Rp3 juta waktu ambil traktor digudang. Padahal saya merupakan penerima bantuan,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Meski telah menyerahkan dana, Kanna mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menerima bantuan.
“Belum saya terima karena katanya hand traktor diambil oleh Kepala Desa setempat,” jelasnya.
Ia mengungkapkan penyerahan uang pelicin tersebut muncul ke permukaan, setelah dirinya protes lantaran belum mendapatkan hand traktor yang diduga dikuasai oleh pemerintah desa padahal telah menyerahkan uang sekira Rp3 juta.
Semantara Plt Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajangale, R membenarkan kalau dirinya menerima uang dari kelompok tani penerima bantuan.
Ia mengaku bahwa uang tersebut diminta untuk tujuan kegiatan syukuran.
“Untuk syukuran hand traktor makan onde-onde dan bakar ikan,” katanya.
Petani lainnya, I juga menyebut bahwa bantuan bibit jagung hingga saat ini belum dibagikan kepada petani yang berhak.
“Masih ada di rumahnya bu desa itu bibit jagung menumpuk. Diduga ada unsur politik di dalam pembagiannya nantinya,” tandas I, Selasa (5/11/2024). (Lee)