ENEWSINDONESIA.COM, Sinjai – Bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa, baru saja mendapat penghargaan dari SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Sulawesi-Selatan. Penghargaan itu didapat dengan alasa Bupati ASA sapaanya, peduli Pers dan Media.
Terkait penghargaan itu, sontak menjadi kontroversi di kalangan jurnalis lokal. Pasalnya, beberapa media yang di handle orang lokal, menurutnya justru tidak diperhatikan.
“Saya sangat mengaspresiasi kepada serikat media siber indonesia (SMSI) dan terima kasih kepada bapak bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa, karena peduli Pers dan media, namun bagi kami dkk ada yang ganjal pak khususnya pers lokal,” ucap Sambar
Sambar bertanya kepada SMSI, sebab bentuk dan kepedulian bapak bupati seperti apa dan bagaimana yang dialami kebanyakan media lokal yang ada di sinjai, apakah ada pemerataan atau kesenjangan Sosial di tengah Pandemi covid 19.
“Terhusus saya bertanya kepada Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulawesi Selatan (Sulsel), cara seperti apa sehingga menganggap pak bupati, (red.Andi Seto Gadhista Asapa), sangat peduli kepada pers dan media di Sinjai?” Tanya Sambar, Minggu (28/03/2021).
“Buktinya, orang dari luar diperhatikan Medianya bak orang lokal. Ada apa, ataukah yang dipedulikan hanya orang yang memiliki orang dalam kuat,” sambungya.
Lanjut Sambar, ia berharap agar kiranya Bupati Sinjai betul- betul memperlihatkan seperti apa bentuk kepedulian terhadap Pers dan Media
“Ada berapa media di Sinjai dan ada berapa Pers terkafer dan berapa dana media di Sinjai. Kalau memang betul-betul pak bupati peduli media atau pers yang ada di Sinjai, tolong donk tampakkan kepada kami, seperti apa kepedulian kepada kami,” ujarnya
“ada berapa media yang dikontrak oleh Pemda dan ada berapa pers bedomisili sinjai, yang berdomisili di sembilan kecamatan dan 80 Desa dan Kelurahaan yang ada di Sinjai, seharusnya itu harus jelas datanya secara terbuka sesuai keterbukaan informasi publik, agar kami tidak bertanya tanya,” tambahnya.
Ia pun mengajak untuk tetap mengingat Visi-Misi Bupati “Mari melawan lupa dengan visi misinya salah satu poinnya mencetak 10.000 tenaga kerja dan mencetak 1000 pengusahaan mudah. Jangan sampai yang ada saja pengusaha menganggur atau gulung tikar dan saya berharap bukan di cerita tapi kerja nyata Kami hanya butuh sila kelima Pancasila,” pungkas Sambar. (*)