Takut Intervensi Dirjen SDA PUPR, Bupati Polman Enggan Hentikan Proyek IPA PDAM Meski Ditolak Warga

Enewsindonesia.com, Polman — Ratusan peserta aksi yang tergabung aliansi masyarakat petani menunggu kehadiran Bupati Polman, Adi Ibrahim Masdar (AIM) untuk menerima aspirasi mereka didepan Kantor Bupati Polman terkait penolakan proyek intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dari Dirjen Sumberdaya Air (SDA) Balai Sungai Wilayah III Sulawesi, namun bupati tidak berada ditempat.

Asisten Bupati, Sukirman sebagai perpanjangan tangan Bupati mewakili Bupati menerima perwakilan masyarakat petani audiens diruang rapat lantai dasar kantor bupati dan menyampaikan bahwa pak Bupati tetap akan melanjutkan proyek itu.



banner 728x250

Sementara, perwakilan dari petani yang ingin audiens AIM sebagai Bupati Polman, Herman yang juga jenderal lapangan mengatakan dalam audiens bersama pak Asisten, kenapa pak Bupati takut di intervensi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumberdaya Air (SDA) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena yang kami suarakan ini adalah hak masyarakat petani terkait hidup mereka.

“Kami ingin Bupati Polmam membatalkan keputusan untuk melanjutkan proyek  IPA PDAM yang ada di Desa Kunyi, karena itu merugikan masyarakat petani. Sebelum kami ratusan masyarakat petani yang menutup wilayah kegiatan proyek itu,” ungkap pemuda Peduli Tani, Senin (24/5/2021).

Karena pak Bupati tidak ada ditempat saat ini, kami meminta perpanjangan tangan Bupati pak Asisten menelepon lansung agar kami mendengar keputusan dari beliau.

Dalam audiens itu, kami dari masyarakat petani meminta kepada pak Asisten untuk menelepon pak Bupati agar keputusannya segera kami tahu karena kasihan ratusan masyarakat petani diluar menunggu keputusan itu. Namun Asisten Bupati tidak mau menelepon dan menyuruh lansung perwakilan dari petani untuk menelepon pak Bupati.

“Seharusnya Pak Sukirman sebagai Asisten Bupati yang menelepon langsung Pak Bupati karena dia adalah bawahan, kenapa mala kami masyarakat tani yang disuruh menelepon. Padahal kami datang disini untuk meminta agar suara petani diperhatikan, jangan nanti kami pukul meja baru ada reaksi,” imbuh Herman Pemuda asal Wonomulyo itu.

Setelah kami pukul meja, lanjut Herman. Baru pak Sukirman mau menelepon Bupati, namun hasil dari pembicaraan pak Sukirman dengan pak Bupati, tetap tidak mau menghentikan proyek itu. Sehingga kami masyarakat petani sangat kecewa kepada Bupati Polman. kami lansung keluar dari ruangan rapat itu dan menyampaikan kepada ratusan masyarakat petani bahwa Bupati tetap melanjutkan proyek itu.

Massa aksi yang tergabung dalam aliansi masyarakat petani Polman lansung menuju ke lokasi proyek IPA PDAM untuk menutup sementara waktu sampai ada keputusan dari Bupati Polman untuk menghentikan proyek itu.

“Menurut Herman, Bupati tidak mau melanjutkan proyek IPA PDAM karena takut di intervensi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) SDA PUPR, kalau kegiatan ini gagal maka Polman akan masuk dalam catatan untuk tidak mendapat proyek dari Dirjen PUPR. Kalau alasan itu sehingga proyek itu tetap dilanjut maka itu tidak rasional, kami hadir disini menyuarakan aspirasi masyarakat petani jadi tolong dengarkan suara kami,” jelas  Herman.

Hingga saat ini, Enewsindonesia.com mencoba menghubungi pak Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar untuk meminta tanggapannya terkait aksi tuntutan yang dilakukan masyarakat petani.(*)



   

Respon (1)

  1. Seharusnya Bupati sebagai kepala daerah,DPRD dan masyarakat duduk bersama untuk mencari solusi yang baik mengenai proyek IPA PDAM,karena bagaimanapun juga proyek ini untuk ke maslahatan masyarakat yang tinggal di perkotaan,masyarakat petani dan perkebunan,duduk bersama mencari jalan yang baik tidak merugikan semua pihak,PDAM adalah perusahaan daerah yang bisa menghasilkan pemasukan/devisa untuk daerah juga,tinggal bagaimana proyek Intek Instalasi Pengolahan Air di buat,sepertinya untuk petani di buatkan irigasi khusus untuk pertanian begitu juga untuk IPA PDAM jadi tidak saling mengganggu satu sama lainnya,sebenarnya tidak ada kendala jika proyek IPA PDAM ini terlaksana,hanya ketakutan/kehawatiran para petani saja,kemungkinan 70% untuk pertanian dan 30% untuk PDAM,PDAM sumber airnya dari sungai bukan dari sumur sintetis /sumur bor tanah,system’ yang di pakai juga masih system’ gravitasi dimana air di tampung dan diolah di IPA baru di salurkan ke konsumen,semakin jauh dari instalasi pengolahan air bersih konsumen tidak kebagian air PAM,system’ yang ada sekarang seharusnya sudah menggunakan pompanisasi karena penduduk semakin bertambah sytemnya masih gravitasi,perumahan juga semakin berkembang berarti ada penambahan konsumsi air bersih.
    Lebih baik semuanya di survey oleh Pemda,DPRD serta masyarakat agar jelas dan duduk persoalannya.

Tinggalkan Balasan