ENEWSINDONESIA.COM – Seluruh dunia sedang berusaha melawan pandemi Covid-19 ini, termasuk dengan cara vaksinasi. Indonesia sendiri mengimpor vaksin jenis Sinovac atau Coronavac berasal dari Cina.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merilis izin penggunaan vaksin ini.
Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito menerangkan bahwa, berdasarkan data interim hasil uji klinis III di Bandung.
“Hasil efficacy uji klinis di Bandung, 65,30%,” terangnya dalam jumpa pers secara virtual, dikutip dari Gelora.co, Senin (11/1/2021).
Adapun imunogenisitas vaksin ini sampai 3 bulan cukup baik, yaitu diatas 99%.
Imunogenisitas menggambarkan kadar antibodi yang meningkat kemudian bisa menetralisir dan membunuh virus yang masuk ke tubuh manusia.
Penny juga menjelaskan, secara keseluruhan, vaksin Covid-19 CoronaVac aman digunakan dengan efek samping adalah ringan dan sedang
“Efek samping yang timbul berupa nyeri, iritasi, nyeri otot, fatigue dan demam,” tambah Penny dalam konferensi pers, Senin (11/1/2021).
Penny juga menyebut, efek samping berat yang banyak ditakutkan akan dialami setelah menerima vaksin Corona bikinan Sinovac dalam tingkat yang rendah.
Dari proses pengujian BPOM, efek samping berat hanya terjadi sekitar 0,1 hingga 1 % usai vaksin disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.
“Frekuensi efek samping dengan derajat berat adalah sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai 1 %,” ujar Penny.
Kata Penny, efek samping yang telah disebutkan merupakan efek samping yang lumrah ketika seseorang menerima dosis
“Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo,” jelasnya.
Penny juga yakin bahwa vaksin corona ini memiliki tingkat efikasi yang cukup baik.
Ini nampak dari hasil pemantauan dan analisis dari proses uji klinis yang dilakukan dilakukan di Indonesia dan juga mempertimbangkan hasil uji klinis di Brazil dan Turki.
“Vaksin sinovac menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi di tubuh dan kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus, imunogenisitas, yang dilihat dari uji klinik fase 1 dan 2 di China, dengan periode pemantauan 6 bulan,” lanjutnya. (*)