ENEWSINDONESIA.COM — Nama Rektor Universitas Negeri (UNM) Makasar hangat diperbincangkan menyusul pernyataannya akan ikut maju di Pilkada Sulbar 2024.
Logos Politika yang ikut menyertakan nama Prof. Husain dalam simulasi bakal calon Gubernur Sulbar, menilai kans guru besar UNM ini cukup besar.
“Kans Prof. Husain cukup besar. Sosoknya di kalangan akademisi tentu sudah sangat populer. Selain itu, kesuksesannya menahkodai perguruan tinggi ternama sekelas UNM tentu menjadi nilai plus. Untuk popularitas, beliau sudah bisa dikategorikan berada di middle trend,” Sebut Maenunis, Rabu (21/4/2021).
“Hanya perlu dijadikan catatan oleh tim pak Husain, Pilgub Sulbar 2024 mendatang kami prediksi akan diikuti oleh tokoh berbasis seperti Suhardi Duka (SDK), Andi Ali Baal Masdar (ABM) dan Aras Tammauni (AT). ABM dan SDK sendiri punya pengalaman panjang menghadapi perhelatan Pilkada. Keduanya adalah mantan Bupati Polman dan Mamuju dua periode lalu sekarang menjabat sebagai Gubernur Sulbar dan anggota DPR RI. Tentu popularitas keduanya juga sudah diatas rata-rata kandidat lainnya,” Imbuh direktur Logos Politika ini.
Untuk mengimbangi tokoh seperti diatas, Maenunis menyarankan tim Husain Syam untuk mendesain pergerakan yang lebih populis.

“Kecenderungan masyarakat Sulbar lebih suka figur dan program populis dibanding status sosial ataupun gelar-gelar akademik. Itu tergambar dalam survei setiap Pilkada,” ungkapnya.
Segmen kelompok menengah dan pemilih cerdas, menurutnya, bisa dielaborasi menjadi basis elektoral Husain Syam.
“Ada klaster kelompok produktif seperti pemilih cerdas dan kelompok millenial berjumlah kisaran 40% yang tentu bisa dimasuki lebih elegan dengan membawa nama besar Husain Syam sebagai Profesor dan Rektor. Tapi juga harus dicatat, meski kelompok ini cenderung mencari hal-hal baru, akan tetapi tingkat partisipasi mereka belum semaksimal pemilih populis tadi.” Beber Maenunis.
“Tim Prof. Husain sudah harus membuat mapping basis-basis elektoral. Mereka juga sudah harus punya parameter mengukur pergerakan trend popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas Husain Syam sebelum fase survei di 2022 mulai turun,” pungkasnya.
Meski tahapan Pilkada baru akan dimulai Oktober 2023, akan tetapi Maenunis menyarankan agar rektor UNM tersebut bergerak lebih awal dan lebih terukur.
“Iya, harus bergerak lebih awal dan lebih terukur. Tim Husain Syam harus mengambil pelajaran dari fenomena Pileg 2009 dimana Prof. Basri Hasanuddin dikalahkan tiga anak muda di pemilihan DPD RI. By case ini sebenarnya menegaskan bahwa popularitas ataupun nama besar saja belum cukup. Aspek perseptual dan asosiasional lingkungan politik sangat menentukan trend elektoral,” tutupnya.|HW