ENEWSINDONESIA.COM — Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Basuki Tjahaja Purnama memang sengaja mengungkap kebobrokan manajemen Pertamina sebagai pintu masuk masyarakat melihat persoalan. Menurut Ray, pria yang akrab disapa Ahok itu memang sengaja memantik emosi masyatakat lewat teriakannya.
“Di Indonesia, perubahan seringkali datang dari teriakan. Nampaknya itulah yang diyakini oleh Ahok. Gaya Ahok ini memang sudah lama. Bahkan jika dirunut sejak beliau jadi bupati di Belitung, belasan tahun lalu. Kami juga ingat, gaya Ahok yang blak-blakan sewaktu jadi Gubernur DKI Jakarta. Gaya ini memang rada tidak populer di banyak benak warga Indonesia,” ujar Ray pengamat politik itu kepada wartawan, Kamis (17/9/2020).
Umumnya, lanjut Ray, komisaris BUMN atau pejabat tidak ingin ada persoalan yang bergejolak. Namun, Ray memberikan catatan gaya adem ayem itu biasanya cenderung kompromi dan tidak menghasilkan solusi.
“Lihat saja pasca-Ahok teriak soal Pertamina. Umumnya hanya menyoroti soal gaya Ahok yang dianggap kasar, tetapi luput membicarakan apakah subtansi soalnya fakta atau tidak. Sekalipun belum tentu efektif, tetapi gaya keras Ahok ini kadang kita perlukan. Setidaknya, hal itu memancing perhatian orang,” cetusnya.
Terlepas dari itu, lanjut Ray, saat ini pengawasan terhadap Pertamina tidak lagi sekadar urusan komisaris, menteri atau DPR. Kini, Pertamina tengah disorot langsung masyarakat Indonesia.
“Lihat saja, habis Ahok berbicara terbuka soal Pertamina, beliau langsung bertemu dengan Menteri BUMN Erick Tohir. Jadi, setiap orang punya gaya dan cara. Cara dan gaya yang tipikal dengan dirinya. Ahok melakukan apa yang tipikal dengan dirinya. Dan selama ini, kita melihat dia banyak menuai hasil dari cara itu. Sekalipun, kadang, ia juga terpeleset,” tutup Ray.
