ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Museum Lapawawoi yang terletak di Jalan K. H Tamrin no. 9 Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi selatan dikabarkan isinya raib, Sabtu malam, (15/1/2022).
Salah satu penjaga Museum, Normi saat ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan bahwa dirinya panik karena pintu telah terbuka padahal kunci Museum ada ditangannya.
“Panikka (saya panik. Red), kenapa terbuka pintu na ada kunci sama saya? masukka ke dalam, hilang barang-barang Museum, jadi saya telpon pak Kadis,” terang Normi, Senin (17/1/2022).
Normi melanjutkan, setelah dirinya melaporkan kejadian itu, dia bersama penjaga Museum lain diarahkan untuk melapor ke kepolisian dan didampingi oleh Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Kebudayaan.
Kepala Dinas Kebudayaan Bone, A. Ansar Amal saat di temui di lokasi kejadian mengungkapkan bahwa diduga pelakunya orang dalam.
“Kami dapat laporan dari anak-anak pegiat seni di depan mereka melihat siapa yang ambil (sambil menyebut nama Andi Baso Bone), seharusnya dia harus koordinasi dulu ke Pemda,” ujar A. Ansar Amal dihadapan awak media.
“Kalau sudah masuk di Museum itu sudah tanggung jawab pemerintah,” beber A. Ansar Amal.
Dikonfirmasi terpisah, Andi Baso Bone mengatakan bahwa pihak Pemda tidak membicarakan hal ini secara baik – baik kepada dirinya.
“Kita ini selalu di suruh beretika, tapi mereka tidak pernah bertindak secara etik. Seharusnya itu, kalau ada begini, saya mau dikeluarkan, seharusnya mereka panggil saya secara pribadi. Saya kan dibawahnya, bukan hanya sekedar menerima surat. Artinya kontribusi saya selama ini bagaimana?” Terang Andi Baso Bone melalui telpon seluler.
Andi Baso Bone menambahkan bahwa dirinya mendapat bocoran akan direhabilitasi, dia khawatir benda-benda pusaka warisan keluarganya akan hilang dan tidak ada yang bertanggung jawab.
“Saya sudah beberapakali meminta kuncinya, tapi tidak digubris,” lanjutnya.
“Jika pihak Pemda mau jumpa pers, saya juga siap. Seharusnya mereka temui saya bicarakan atau minta warisan saya dihibahkan ke Museum, maka saya akan bicarakan hal itu ke saudara – saudara saya sebagai ahli waris,” tambahnya.
Bupati Bone, Andi Baso Fahsar M Padjalangi menerangkan bahwa sebelum Andi Baso Bone masuk, Museum telah diisi oleh barang – barang Pemda.
“Ya mungkin ada barangnya tapi tidak semua. Perlu diketahui bahwa Museum itu, sebelum dia masuk di situ sudah ada memang isinya,” terang A. Fahsar dihadapan media di sebuah warung kopi bilangan Jalan Tanah Bangkala’e, simpang lima (samping Rujab Bupati Bone).
“Perlu diketahui, pengelola pertama Museum itu namanya Petta Nompo, ayah dari Kadis Kebudayaan,” tambahnya.
Dalam pantauan Enewsindonesia.com, pihak kepolisian masih menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di dalam Museum. (*)