ENEWSINDONESIA.COM, BONE – Karantina Pertanian Pare-Pare Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Bimbingan Teknis Akselerasi Ekspor Hasil Pertanian.
Bimtek kali ini, memberikan informasi dan pemahaman ke petani mengenai prosedur ekspor jagung di Hotel Helios, Jalan Langsat, Kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi selatan, Ahad (6/2/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut anggota Komisi IV DPR RI farkasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H. Andi. Akmal Pasluddin, SP, MM, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan yang diwakili oleh Nuraqidah, STP, Msi, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar yang diwakili Muhammad Iqbal, SP, MM, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Dr. Muhammad Yasin, Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia Prof. Dr. Muhammad Azrar, SP, MP, Kepala Karantina Pertanian Kelas 1 Pare-Pare Andi Faisal SP. MM.
Kegiatan ini dibuka oleh A. Akmal Pasluddin selaku anggota DPR RI Komisi IV yang membidangi tentang pertanian.
“Kalau negara kita ini konsisten dengan Undang-undang/peraturan (terkait pertanian) seharusnya petani kita tidak mengalami kesulitan saat menjual produksinya,” buka A. Akmal Pasluddin.
Andi Akmal Pasluddin melanjutkan bahwa pihaknya telah membuat Undang-Undang Perlindungan Petani.
“Tapi organ negara ini kadangkala tidak maksimal menjalani fungsinya. Seperti Bulog ini, gabah dari petani dijual jatuh dibawah harga pokok pertanian (pp), itu nggak boleh harusnya, itu zolim, tapi bulog ini anggarannya juga tidak cukup. Kita marah-marah di sana, jawabannya mau bagaimana lagi pak?” sambung Andi Akmal Pasluddin.
Andi Akmal menambahkan bahwa pihaknya terus berjuang agar bagaimana harga pp tersebut dinaikkan dan ada kepastian.
Produksi di Kabupaten Bone ini kata Andi Akmal cukup berkualitas, karena harga tinggi juga tergantung kualitas.
“Contohnya minyak goreng juga. Indonesia penghasil minyak goreng tertinggi di dunia, tapi harga yang kita dapat di pasaran harga yang cukup tinggi. Jangan gara-gara untung besar terus masyarakat kita dirugikan, inikan tidak boleh,” ungkap Andi Akmal.
“Kenapa kita ini ( pemerintah ) selalu berfoto dekat sawah tapi kebijakannya tidak berpihak kepada petani. Presiden juga kemana-mana fotonya dekat sawah tapi kebijakannya tidak berpihak pada petani. Bagus foto-foto dekat sawah ( pemerintah ) tapi kebijakannya berpihak pada petani,” kata Andi Akmal disambut tepuk tangan meriah para peserta Bimtek.