ENEWSINDONESIA.COM, BONE •• Pemilik lahan dan bangunan di Bumi Arung Palakka pada 2024 ini banyak yang syok ketika akan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Bagaimana tidak, tagihan PBB tahun ini melonjak drastis dibanding tahun sebelumnya.
“Saya kaget ketika aparat desa bawakan saya SPPT. Tagihan PBB ku naik hampir dua kali lipat dibanding 2023 lalu, ” keluh Asri, salah seorang warga Awangpone.
Petani tersebut menyayangkan kenapa PBB tiba-tiba dinaikkan.
“Saat harga jagung anjlok, pupuk mahal dan susah didapat, eh malah tagihan PBB naik,” ujarnya.
Keluhan senada diungkapkan salah seorang petani asal Sibulue.
“Hasil panen sangat sedikit karena tanaman padi kami terendam banjir hingga 5 kali. Tapi PBB malah naik, ” katanya dengan nada sedih.
Berdasarkan data yang dihimpun enewsindonesia.com dari Seksi Pengelolaan PBB Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bone, memang ada peningkatan drastis tagihan PBB 2024 dibanding tahun 2023.
“Pada 2023 lalu, target penerimaan PBB sebesar Rp21.934.734.587, sedangkan pada 2024 ini jumlahnya Rp30.283.634.445, ” beber Muh Asdar, Kasi Pengelolaan PBB Bapenda Kabupaten Bone.
Kecamatan Tanete Riattang Barat yang selalu berada pada urutan pertama tertinggi target penerimaan PBB, pata 2024 ini totalnya mencapai Rp3.456.216.913, padahal tahun lalu hanya Rp2.460.907.123.
Sementara Kecamatan Tellu Limpoe yang memiliki target penerimaan PBB paling rendah, pada 2023 hanya Rp218.430.204, tahun ini naik menjadi Rp285.302.381.
Asdar mengakui, adanya kenaikan target PBB tahun ini.
“Memang ada kenaikan, tapi hanya untuk lahan yang luas. Untuk lahan sempit yang tagihan PBB dibawah Rp20.000, tidak ada kenaikan, ” jelasnya.
(Rosdiana Sulja)