Enewsindonesia.com — Sejumlah pakar politik menilai praktik politik dinasti yang berjalan di Indonesia dan juga di Pasangkayu sangat berbahaya bagi demokrasi dan terwujudnya pemerintahan yang baik.
Salah satu pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dr Sawedi Muhammad yang hadir sebagai pembicara pada diskusi politik yang digelar di salahsatu cafe di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dengan membedah peta elektoral dan politik dinasti di Pilkada Pasangkayu sesuai hasil survey PT. Pedoman Survey Indonesia (PSI), Selasa (20/10/2020).
Menurut Dr Sawedi, sudah banyak contoh dinasti politik yang berakhir buruk bagi masyarakat. Salah satunya gurita dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Banten yang berujung korupsi besar-besaran mulai dari tingkat pemerintahan provinsi hingga kabupaten.
“Sangat berbahaya apabila yang didorong oleh politik dinasti itu adalah leader-leader yang tidak berkualitas. Sudah banyak contoh-contoh kepemimpinan politik dinasti tidak perlu menjanjikan perubahan signifikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dipimpinnya. Tapi juga meninggalkan bopeng-bopeng politik yang sangat berbahaya bagi penerusnya,” kata pakar politik dari Unhas, Dr Sawedi Muhammad.
Dr. Hidayat Muallim, pakar politik Unhas lainnya menambahkan, dalam setiap kontestasi pilkada pada dasarnya semua orang menginginkan lahirnya pemimpin yang lebih baik dari sebelumnya. Namun pemimpin yang rakus juga akan memaksakan oligarkinya.
“Bagusnya di pasangkayu masyarakat bisa melihat itu (mudharat politik dinasti.red) dan tidak setuju dengan praktik-praktik dinasti politik yang berlangsung,” tutupnya.