ENEWS JAKARTA •• Usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Kamis (31/10/2024) lalu, Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengaku ada investor asing yang tertarik membangun peternakan sapi perah di Indonesia.
Amran mengaku menyampaikan kemajuan pembangunan proyek cetak sawah di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Ia menjelaskan bahwa dirinya yang akan langsung ke lokasi dan melaporkan kepada presiden setelah kunjungan kerja ke luar negeri.
Amran juga segera melaporkan terkait adanya minat investor asal Vietnam untuk menanamkan modal di Indonesia.
“Ada investor dari Vietnam untuk sapi perah, kami mengawal agar bisa permudah mereka dan mau investasi di Indonesia,” ucap Amran kepada awak media, Selasa (5/11/2024).
Mengenai detail rencana pembangunan investor asal Vietnam ini, Amran belum menjelaskan secara utuh, namun pemerintah akan menyiapkan lahan untuk pembangunan peternakan sapi perah ini.
Rencananya ada tiga posi yakni di Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan.
“Kemarin kami sudah ke sana di Poso, kemarin itu yang kami bawa itu kan ada beritanya itu TH Group, kemudian Kalimantan Selatan,” katanya.
“Kalau sapi di Poso 12 ribu hektare, kalau di Sulawesi Selatan kurang lebih 20 – 30 ribu hektare, dan Kalimantan Tengah mungkin 50 ribu hektare,” ucapnya menjelaskan.
Kementrian Pertanian pada Juli 2024 lalu telah berhasil menarik minat investor Vietnam untuk membangun peternakan sapi, dari kunjungan resmi Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha.
Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada 19 Mei lalu telah memuat kesepakatan kerjasama dalam bidang pertanian
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda juga secara resmi menyatakan adanya rencana investor dari Vietnam sebanyak 250 ribu ekor sapi perah ke Kabupaten Poso. Diprediksi hasil susu yang dihasilkan mencapai 1,8 juta liter per tahun.
Mengutip laman Kementerian Pertanian, rencana investasi dari investor Vietnam yang mencakup 250 ribu ekor sapi akan membawa dampak besar.
Laporan: Ikbal Tehuayo