ENEWS BONE •• Maraknya eksploitasi anak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi perhatian serius sejumlah pihak.
Dalam pantauan ENews Indonesia, anak di bawah umur terlihat berlalu lalang di sejumlah warung kopi menjajakan kerupuk mulai siang hingga malam hari.
Bahkan, menjelang tengah malam, beberapa anak masih terlihat di persimapang jalan (lampu merah) untuk mengemis.
Ketua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia – Bone (Kepmi Bone) Taro Ada Taro Gau, Andi Muhammad Farhan Hidayat sangat menyayangkan sikap pihak pemerintah yang terkesan acuh terkait hal tersebut.
“Para anak di bawah umur dijadikan penjual keliling. Bukan karena jualannya bagus, rata-rata para pembeli membeli makanan ini karena yang menjual adalah anak. Kasihan anak-anak ini dieksploitasi, pihak pemerintah juga terkesan acuh terkait hal yang sudahblama terjadi di Bone ini,” jrlas Farhan kepada ENews Indonesia, Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut Farhan mengatakan, bila pemerintah kabupaten menjalankan tupoksinya dengan baik, maka hal ini tidak berlarut-larut.
“Masalah Perda (peraturan daerah) tentang ekspoitasi anak ini saya kurang tahu ada atau tidak. Bila ada, berarti pemerintah hanya sekedar membuat Perda tapi tak menjalankannya,” ujarnya.
Farhan menegaskan, kepada pihak-pihak yang mengekspoitasi anak untuk segera berhenti melakukan aksinya.
“Pihak berwenang segera tindak tegas, ini melanggar Undang-Undang tentang perlindungan anak,” tegasnya.
Farhan berharap, pemangku kebijakan serius menangani masalah trafficking yang marak di Kabupaten Bone ini.
“Kami menduga, ada pihak-pihak yang memanfaatkan anak ini untuk meruap keuntungan tertentu,” tandasnya. (Redaksi ENews Indonesia)