ENEWSINDONESIA.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI memberikan penghargaan kepada 220 tenaga kesehatan dan 29 kader posyandu, dosen, dan mahasiswa berprestasi sebagai Tenaga Kesehatan Teladan dari 34 Provinsi di Indonesia.
Penyerahan penghargaan tersebut dalam rangkaian acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke- 58 yang berlangsung dari 10-15 November 2022 di Hotel Sultan Jakarta, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Tenaga kefarmasian Puskesmas Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat, Apt. Hilyah Fadhilah Al Hamdani, S.Farm berhasil meraih juara satu Nakes Teladan Nasional tenaga kefarmasian dengan Inovasi terbaik untuk kategori Puskesmas pada gelaran Nakes Teladan 2022 Kementerian Kesehatan RI.
Hal itu dicapai setelah melewati berbagai seleksi mulai dari tingkat pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan Provinsi hingga seleksi tingkat Pusat yang dilaksanakan secara luring sejak September sampai Oktober 2022.
Apt. Hilyah Fadhilah Al Hamdani, S.Farm, Inovator “EBUSET”, mengungkapkan kesyukurannya atas penghargaan ini. Ide inovasi ini dilatarbelakangi hasil survey terkait masalah penyimpanan dan penggunaan obat pada skala rumah tangga atau dikenal dengan istilah swamedikasi yang kurang tepat.
“Masalah ini tentunya akan menjadi beban atau masalah kesehatan lain di masyarakat seperti resistensi obat, timbulnya efek samping, interaksi obat bahkan berujung sampai kematian,” katan dara kelahiran 22 Agustus 1991 ini.
Inovasi yang diusung pemilik Apotek Al Hamdani Farma ini bertemakan “EBUSET” Edukasi Beyond Use Date (BUD) Pada Pasien Rawat Jalan dan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Campalagian Kabupaten Polewali Mandar tempatnya bekerja saat ini.
“Hasil survey terbuka yang dilakukan secara online melalui google form di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Dari 119 responden, mayoritas (97,5%) tidak mengetahui tentang BUD,” tutur anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan cendekiawan tanah Mandar Prof. K.H Muh. Danial Djalaluddin Lc, M.Th.I (Alm) guru besar UIN Alauddin Makassar dan Dra. Hj. Andi Fatmaliah Patajangi, S.Pd ini.
Dia menambahkan hal ini menunjukkan pengetahuan masyarakat tentang BUD masih sangat rendah dan perlu perhatian lebih dari semua lini pemangku kepentingan. (*)
Laporan: Arfan Renaldi